SuckleMadu_230

Cerita ini bukan tentang keindahan masa remaja, bukan pula kebahagian seorang anak yang berada di tengah keluarga harmonis.

Jehani, hanya tak mau berharap pada keadaan. Bukan tak mau tetapi lebih pada tidak bisa. Faktanya, ia hidup hanya untuk kehidupan orang lain. 

Satu orang datang di kehidupan seorang Jehani, membuat gadis itu lupa akan kodratnya. Ia kembali terjatuh di jurang kenyataan. 

Sejak saat itu menjadi manusia yang selalu kuat dan tak ingin berharap adalah tujuannya.

Cerita ini hanya fiktif belaka

Jehani

Selesai dengan urusan perutnya, Ry segera membayar. Jeha mencuci tangannya sampai bersih, bisa gawat kalau kotor dan nanti ia gunakan untuk mengusap mata. 


"Yuk!" Ajak Ry. Ia berjalan di depan Jeha. 


Seperti ada yang kurang, oh ternyata pegangan tangan. Tangan kanan Jeha yang tadi dipegang oleh Ry terasa ringan. Dasar Jeha, begitu saja sudah baper. Eh, tapi ini kan baper sama pacar sendiri. 


Ry terus berjalan dengan Jeha yang ada di belakangnya. Jeha melihat sekitar, satu permainan yang menarik minatnya adalah panah hadiah. Jika anak panah kecil yang mereka tembakan tepat sasaran maka mereka akan mendapat hadiah. 


Jeha tanpa sadar berhenti, ia melihat anak kecil yang bermain, tampak anak itu sedang berkonsentrasi dengan panahnya. Jeha geregetan saat bocah itu tak kunjung melepas tembakan. 


Beberapa detik kemudian, panah itu akhirnya melesat. Tapi sayang melenceng jauh dari perkiraan. Jeha ikut kecewa melihat hal itu. 


Pasar Malam 1