Wus!
Brum!
Motor Ry berusaha mendahului kendaraan di depannya. Jeha merasa jantungnya mau copot apa lagi saat Ry hampir menabrak seorang bapak dengan gerobak jualannya.
"Woi! Jangaj ugal-ugalan, woi!"
"Maaf, Pak!"
Ry merasa dirinya sudah tidak sopan. Ia meminta maaf seraya berteriak, sungguh itu bukan hal yang selama ini diajarkan bundanya. Bunda selalu mendidik kedua putranya untuk menghormati yang lebih tua dan mengayomi yang lebih muda.
"Ry, aku takut." Lirih Jeha. Jantungnya berdetak cepat. Ia memejamkan mata erat berharap adegan ini segera selesai.
Ry berbelok ke sebuah gang. Ia melewati beberapa rumah lalu masuk ke jalan sempit yang hanya bisa dilalui satu kendaraan. Jeha menahan nafasnya, ia takut kalau keseimbangan motor Ry goyah.
Siska sampai diujung gang. Dengan modal nekat dan tekad, ia mengikuti Ry masuk ke gang sempit itu. Sepertinya Ry sudah tahu kalau ia mengejarnya, kalau tidak mau ke mana lelaki itu sampai harus lewat gang sempit seperti ini.
"Waaa!"