SuckleMadu_230

Cerita ini bukan tentang keindahan masa remaja, bukan pula kebahagian seorang anak yang berada di tengah keluarga harmonis.

Jehani, hanya tak mau berharap pada keadaan. Bukan tak mau tetapi lebih pada tidak bisa. Faktanya, ia hidup hanya untuk kehidupan orang lain. 

Satu orang datang di kehidupan seorang Jehani, membuat gadis itu lupa akan kodratnya. Ia kembali terjatuh di jurang kenyataan. 

Sejak saat itu menjadi manusia yang selalu kuat dan tak ingin berharap adalah tujuannya.

Cerita ini hanya fiktif belaka

Jehani

Edo melambaikan tangannya ke arah tribune penonton. Tentu saja saat ini ia sedang tersenyum manis ke arah Novi. Novi membalas senyuman Edo, karena lelaki itu berhasil menang, sepertinya Novi memang perlu memberikan hadiah. 


"Asemlah, gue udah janji mau kasih hadiah tuh bocah."


"Nah, itu. Gue juga belum tahu mau kasih dia apa."


Jeda beberapa menit sebelum penyerahan piala dan medali. Tim SMA Gemilang berhasil meraih juara pada pertandingan ini, banyak hadiah yang didapat terutama yang paling penting adalah piagam kejuaraan. Karena beberapa anak basket, ada yang ingin melanjutkan kuliah dengan mengambil studi olahraga. 


Novi langsung menarik tangan Jeha. Sebentar lagi sesi foto bersama yang dilakukan setelah penyerahan piala akan selesai. Novi sering melihat perlombaan seperti ini jadi ia tahu selanjutnya akan terjadi apa. Apa lagi kalau bukan gelombang penonton yang berebut foto dengan pemain. 


Hampir Kepergok