Jeha memekik, ia langsung membalikkan badan. Jantungnya berdegub dengan kencang melihat pemandangan yang baru saja ia lihat. Astaga, mata Jeha sudah ternodai.
Ry menatap punggung Jeha, ia menggelengkan kepalanya pelabun. Kenapa pula gadis ini ada di ruang ganti?
"Lu kenapa ke sini, Je?" Tanya Ry. Ia mendekati Jeha.
Jeha melirik sekilas, dan ternyata Ry masih belum memakai baju.
"Ih, Ry. Pakai dulu bajunya!" Jeha merengek.
Ry terkekeh, ia malah mempunyai ide untuk menggoda Jeha.
"Kenapa? Masih gerah gue." Kata Ry enteng. Ia berdiri tepat di belakang Jeha.
Jeha berdecih. Ia maju beberapa langkah, mencoba menjauh dari Ry. Berbahaya sekali posisi mereka.
"Udah ditunggu di kafe, Ry. Kalau enggak pakai baju emang kamu mau telanjang kayak begitu."
"Boleh. Biar viral nanti."
Jeha melirik sebal ke arah Ry, ia menggerutu pelan.
"Lu ngomong apa sih, Je?"
"Enggak ngomong apa-apa, aku ke luar. Kamu cepet gantinya!"