WebNovelJehani54.74%

Pemakaman

Amarah masih menguasai Jeha. Akhirnya setelah sekian lama bungkam dan memendam sendiri. Mungkin waktunya tidak tepat, tapi Jeha sudah terlanjur emosi.

Memang mana ada orang yang terima selalu ditindas, apa lagi oleh keluarga sendiri.

"Je!" Novi berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Jeha. Ia meraih tangan Jeha membuat gadis itu berhenti.

Wajah sembab Jeha membuat hati Novi seakan teriris.

"Begitu keluarga ku, Nov. Itu alasan kenapa aku enggak pernah mau ajak kamu ke rumah. Bahkan di tempat umum, di suasana berdua mereka masih bisa menyalahkan aku, Nov."

Jeha menangis tersedu. Pada akhirnya, Jeha bisa memberitahu keadaanya pada Novi.

"Iya, Je. Gue ngerti."

Novi memeluk Jeha. Ia mengusap lembut punggung Jeha.

"Aku dilahirkan cuma untuk menyelamatkan Kakaku, Nov. Dan aku juga enggak ngerti kenapa jadi Papa yang mati, padahal mereka sudah membuat perayaan kematianki nanti."