WebNovelJehani55.26%

Jebakan

"Maruk bener jadi orang. Moga cepet miskin biar enggak ada cewek yang mau."

"Kalau kata gue sih, Tuan enggak bakal jatuh miskin. Secara doi dah kaya dari lahir, neneknya yang punya rumah sakit swasa, kakeknya punya pabrik tepung, susu, sama bank swasta. Itu dari pihak Bapak belum lagi pihak Ibu."

Rini melirik malas ke arah Tia yang sangat semangat menjelaskan tentang kekayaan tuan mereka.

"Sa bodo."

Rini beranjak dari tempat berdirinya. Ia memilih masuk ke rumah gedong itu. Dari halaman depan tempatnya berdiri tadi, Rini masih harus berjalan lagi.

"Eh, Rin. Jangan disumpahi bangkrut dong! Nanti kita cari uang dari mana kalau Tuan bangkrut." Tia mengusul Rini yang sudah berjalan beberapa langkah.

"Aku balik kampung, tinggal bilang Bang Badrul. Kerjaan langsung siap sedia."

"Siapa Bang Badrul?"

Tia kepo. Rini menatap lawan bicaranya dengan malas. Yang dibicarakan apa, malah Tia berkomentar apa.

"Cowok lu ya?"