SuckleMadu_230

Cerita ini bukan tentang keindahan masa remaja, bukan pula kebahagian seorang anak yang berada di tengah keluarga harmonis.

Jehani, hanya tak mau berharap pada keadaan. Bukan tak mau tetapi lebih pada tidak bisa. Faktanya, ia hidup hanya untuk kehidupan orang lain. 

Satu orang datang di kehidupan seorang Jehani, membuat gadis itu lupa akan kodratnya. Ia kembali terjatuh di jurang kenyataan. 

Sejak saat itu menjadi manusia yang selalu kuat dan tak ingin berharap adalah tujuannya.

Cerita ini hanya fiktif belaka

Jehani

Novi baru selesai mandi, hari sudah hampir maghrib. 


Pandangan Novi beralih ke Jeha yang masih tertidur. Temannya itu sepertinya sangat kelelahan. Jam sudah menunjukkan setengah enam. Azan magrib sebentar lagi, jadi Novi memutuskan untuk membangunkan Jeha. 


"Je?" Dengan pelan, Novi menggoyangkan lengan Jeha. 


Jeha perlahan membuka kelopak matanya. Kepalanya bergerak untuk melihat ke arah Novi.


"Eh? Aku ada di mana?" Jeha spontan duduk. Ia meneliti kamar Novi. 


Novi menggaruk kepalanya. Ia harus berkata apa kalau seperti ini, sepertinya karena terlalu lelap Jeha jadi linglung. 


Jeha menatap Novi. Matanya mengerjap beberapa kali, sebelum ia mengingat apa yang terjadi. 


"Astagfirullah." Jeha mengelus keningnya. Di sana terasa berat, matanya juga terasa bengkak. 


"Em, udah mau magrib, Je. Jangan tidur dulu ya."


Novi beranjak dari ranjang. Ia berjalan menuju pintu. 


Di Rumah Novi