SuckleMadu_230

Cerita ini bukan tentang keindahan masa remaja, bukan pula kebahagian seorang anak yang berada di tengah keluarga harmonis.

Jehani, hanya tak mau berharap pada keadaan. Bukan tak mau tetapi lebih pada tidak bisa. Faktanya, ia hidup hanya untuk kehidupan orang lain. 

Satu orang datang di kehidupan seorang Jehani, membuat gadis itu lupa akan kodratnya. Ia kembali terjatuh di jurang kenyataan. 

Sejak saat itu menjadi manusia yang selalu kuat dan tak ingin berharap adalah tujuannya.

Cerita ini hanya fiktif belaka

Jehani

Sekitar sepuluh menit, Jeha berdiri di sini. Ia berulang kali menghembuskan nafasnya dalam. Berusaha untuk menenangkan hatinya yang gelisah. 


Tentu saja gelisah, ia akan bertemu dengan mama dan kakak kembarnya setelah bertahun-tahun tidak berjumpa. 


Pikiran Jeha dipenuhi akan hal itu. Bagaimana ia harus bersikap? 


Semua itu memenuhi kepala Jeha. Membuat di sana terasa berdenyut. 


Ponsel Jeha yang ada di saku bergetar. Ia meraihnya dan melihat nama Mira berkedip di layar ponselnya. 


Di seberang sana, Mira sedang bertanya kenapa Jeha tak kunjung datang. 


"Em, sebentar, Kak. Ini sebentar lagi sampai. Aku masih di taksi."


Jeha menggigit bibirnya. Ia sudah berbohong. Huh, salahkan pada hatinya kenapa harus gelisah. 


Jeha menutup sambungan telefon. Ia melihat bangunan yang ada di depannya. Ramai dan selalu ada pengunjung yang masuk. 


Makan Malam