'Kita pacaran yuk, Je!'
Kalimat itu terus berputar diingatan Jeha. Sial sekali, dari sekian banyaknya memori yang otaknya putar. Kenapa satu hal ini yang paling melekat.
Jeha tersenyum miris, ia sangat bahagia saat itu. Ia merasa menjadi wanita paling beruntung saat itu.
Huh.
Hembusan nafas Jeha terdengar sangat berat.
Masa lalu, biarlah masa lalu.
Semua akan terkubur seiring waktu berjalan, mungkin itu berlaku bagi mereka buktinya mereka bisa dengan cepat meneruskan hidupnya.
Baiklah, Jeha harus move on sama seperti mereka.
"Ayo, Je. Kamu bisa. Move on yuk!"
Tin!
Tin!
Suara klakson kendaraan yang beruntun membuat Jeha menoleh.
Sial! Batin Jeha berteriak.
Ya Tuhan, kenapa saat Jeha selesai berdoa, Engkau mengirimkan bagian masa lalu yang ingin Jeha hilangkan.
Untuk kesekian kalinya, Jeha merasa Tuhan mempermainkan dirinya. Di sana, di balik mobil itu ada Ry dan seluruh keluarganya.