"Jeha!"
Suara lantang di belakang membuat langkah Jeha terhenti.
Jeha menoleh karena suara itu seperti ia kenali.
Tubuh Jeha menegang melihat siapa pemilik suara itu.
"Ry." Gumam Jeha.
"Siapa, Mbak Jeha?" Tanya salah satu teman rombongan Jeha.
Lidah Jeha kelu, mendadak ia ngeblank. Bagaimana bisa lelaki itu ada di sini.
Sampai saat Ry berdiri di hadapannya, Jeha masih diam.
"Mbak Jeha?" Panggil Eni.
"Ka-mu kena-"
Grep!
Ry memeluk Jeha. Jeha semakin tegang, ia tak membalas pelukan Ry maupun melepaskannya. Diam.
"Jangan pergi, Je!"
Kejadian itu menjadi pusat perhatian semua orang. Termasuk rombongan Jeha. Mereka bingung, Jeha semakin bingung. Di benaknya sedang berperang, tapi yang paling kencang adalah ia harus segera melepaskan pelukan Ry pada dirinya.
"Ry! Lepas!"
Jeha telah mengumpulkan kesadarannya. Ia mendorong Ry dengan sekuat tenaga, bahkan sejak tadi koper yang ada di tangan kanan Jeha sudah terlepas dan pindah ke tangan Eni.