SuckleMadu_230

Cerita ini bukan tentang keindahan masa remaja, bukan pula kebahagian seorang anak yang berada di tengah keluarga harmonis.

Jehani, hanya tak mau berharap pada keadaan. Bukan tak mau tetapi lebih pada tidak bisa. Faktanya, ia hidup hanya untuk kehidupan orang lain. 

Satu orang datang di kehidupan seorang Jehani, membuat gadis itu lupa akan kodratnya. Ia kembali terjatuh di jurang kenyataan. 

Sejak saat itu menjadi manusia yang selalu kuat dan tak ingin berharap adalah tujuannya.

Cerita ini hanya fiktif belaka

Jehani

Mira harus berterima kasih pada informan yang memberi tahu dirinya tentang keberangkatan Jeha. 


Dengan menoleh ke kamar mandi, Mira membuka ponselnya dan menjelajah ruang chat. Sebenarnya tak perlu menjelajah karena chat paling atas adalah milik infroman itu. 


'Terima kasih, Ry. Jeha sudah di rumah saya sekarang.' Itu adalah bunyi pesan yang Mira kirimkan pada Ry. 


Pintu kamar mandi di buka, Jeha sudah berganti baju dengan wajah serta badannya sudah segar. 


"Eh, sudah selesai?" Mira cepat cepat menutup ponselnya dan menyimpan benda pipih itu di saku. 


"Sudah, Kak." Jeha tak menyadari gerakan tangan Mira. Ia langsung berjalan ke ranjang dan membaringkan dirinya. Jujur saja, Jeha lelah. Ia ingin segera istirahat. Hati dan badannya lelah.


"Oke, kalau begitu Kakak tinggal ya. Jangan pergi pergi lagi."


Mira berjalan ke arah pintu, ia menututp pintu itu dengan rapat meninggalkan Jeha yang ingin beristirahat. 


Informan