SuckleMadu_230

Cerita ini bukan tentang keindahan masa remaja, bukan pula kebahagian seorang anak yang berada di tengah keluarga harmonis.

Jehani, hanya tak mau berharap pada keadaan. Bukan tak mau tetapi lebih pada tidak bisa. Faktanya, ia hidup hanya untuk kehidupan orang lain. 

Satu orang datang di kehidupan seorang Jehani, membuat gadis itu lupa akan kodratnya. Ia kembali terjatuh di jurang kenyataan. 

Sejak saat itu menjadi manusia yang selalu kuat dan tak ingin berharap adalah tujuannya.

Cerita ini hanya fiktif belaka

Jehani

Jeha melangkah dengan pasti menuju gerbng rumah sang kakak. Hari ini merupakan hari kedua bagi dirinya bekerja di kios. Ia tersenyum dan menyapa beberapa warga sekitar. 


"Mbak ini warga baru ya?" Salah satu ibu yang ada di tukang sayur bertanya. 


"Iya, Bu. Ini Adiknya Mbak Mira, majikan saya." 


Jeha terkejut kala melihat bibi sudah ada di sini. Sejak kapan bibi di sini? Mungkin karena Jeha asyik bersiap ia jadi tak tahu kapan bibi pergi.


"Perkenalkan saya, Jeha, Bu-Ibu." Dengan senyuman yang manis, Jeha memperkenalkan dirinya. 


"Wah, namanya bagus. Manis lagi, rencananya mau tinggal di sini berapa lama, Mbak Jeha?" Tukang sayur pun ikut bertanya. Maklum tukang sayurnya sudah tertular jika kepo ibu-ibu walau dia seorang lelaki. 


"Duh, jangan lama-lama, Mbak Jeha. Mbak Mira sama Suami kan pengantin baru." Ibu berbaju pink itu berkomentar. 


Sudah Punya yang Baru?