Umat manusia telah mengalami kemajuan pesat di awal abad 22 yang disebut dengan era Revolusi Akhir. Dibantu dengan teknologi canggih yang bernama robot dengan sistem AI membuat pekerjaan seakan mudah untuk dilakukan. Dengan diterapkannya revolusi akhir sebagian besar masyarakat dunia menjadi pengangguran akibat kalah saing dengan robot - robot tersebut.
Banyak terjadi perseteruan di berbagai dunia, salah satunya adalah Indonesia sebuah negara dengan tingkat pengangguran tinggi. Kemunculan revolusi akhir di Indonesia membuat kerusuhan di berbagai daerah, akibatnya banyak korban jiwa akibat kerusuhan tersebut.
Rakha seorang pemuda berusia 23 tahun yang merupakan salah satu pengangguran di Indonesia, sudah 3 tahun ia mencari pekerjaan di berbagai daerah. Tetapi tidak ada satu pun yang mau menerimanya, hingga ia merasa frustasi dan putus asa.
Dimalam hari ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di sebuah jembatan. Rakha berdiri diatas railing jembatan, sebenarnya ia merasa takut untuk melompat. Tetapi ia sudah bertekad untuk segera mengakhiri kehidupan nya yang sangat tidak berguna. Ia segera melompat, tetapi sebuah tangan dengan sigap menangkap tangannya. Dan upaya bunuh dirinya telah digagalkan oleh seorang pria dewasa yang berpakaian rapi.
"Sial, apa yang kau lakukan HAH?!", ucap Rakha yang langsung mencengkram kerah baju pria itu.
"Aku hanya ingin menyelamatkanmu dari kematian", ucap pria itu tetap membiarkan Rakha mencengkram kerahnya.
"Cih", Rakha melepaskan cengkeramannya dan duduk bersandar di railing jembatan begitu pun juga dengan pria yang telah menyelamatkan hidupnya. Kini mereka duduk berdampingan.
"Mengapa kau menyelamatkanku?".
"Hanya orang bodoh yang mengakhiri hidupnya karena masalah yang sepele", ucap pria itu.
"Aku memang bodoh, tetapi aku sudah tidak mempunyai harapan lagi untuk bertahan hidup. Kau tidak mengerti apa yang kurasakan sekarang, kau memiliki pakaian rapi mungkin karir yang jelas dan aku... seorang gelandangan yang tidak memiliki tujuan hidup. Untuk apa aku hidup jika tidak ada tujuan", ia mengatakannya dengan tatapan kosong dengan perasaan putus asa.
"Tujuanmu akan datang jika kau melakukan usaha untuk mencari tujuan tersebut, itu yang dikatakan kakek kepadaku".
"Kakekmu mengatakannya ya, dan kata - kata itu sepertinya pernah kudengar sebelumnya".
"Tentu saja kau pernah mendengarnya, karena kau yang mengatakan nya", ucapnya dengan lirih.
"Eh??, Aku..?".
"Ah sudahlah sepertinya sudah waktu nya aku pergi", pria tersebut bangkit dari duduknya dan sebelum ia meninggalkan Rakha yang masih duduk, ia menyodorkan kartu nama dan sebuah amplop.
"Kuharap kau menerimanya....", ucapan terakhir pria tersebut tidak terdengar karena suara kereta api yang lewat dibawah jembatan, hanya terlihat gerakan bibirnya mengucapkan sesuatu.
Pria tersebut sudah menghilang dari pandangannya, dan Rakha melihat kartu nama yang tertulis nama Reksy yang bekerja di sebuah lab bernama AITex yang terletak di Tokyo, Jepang.
Lalu Rakha membuka isi Amplop yang didalamnya terdapat sepucuk surat dan uang dengan nominal yang cukup tinggi bagi seorang Rakha. Isi surat tersebut berisi undangan menjadi relawan percobaan yang dilakukan oleh Lab AITex.
Rakha menyimpan kembali surat dan uang ke dalam amplop dan berlari untuk mencari pria yang bernama Reksy itu, beberapa menit ia mencari diberbagai tempat. Rakha sama sekali tidak menemukan Reksy. Lalu ia kembali berlari melawan rasa lelahnya menuju ke Bandara Internasional Jakarta yang berjarak kurang lebih 2km dari jarak awalnya.
Di bandara dengan napas yang terputus - putus dan keringat yang sudah membasahi baju kaosnya ia langsung memesan tiket pesawat cepat dengan uang yang diberikan oleh Reksy tadi.
Pesawat cepat merupakan pesawat dengan kecepatan tinggi dibandingkan dengan pesawat biasanya, waktu yang ditempuh dari Indonesia ke Jepang hanya memerlukan waktu 7 menit dan selalu tersedia 24 jam. Rakha akhirnya terbang ke Jepang, yang bertujuan untuk menemui Reksy di Lab AITex.
Sebuah bangunan megah tepat didepan Rakha tertulis AITex, ia berjalan masuk ke lab tersebut ini adalah pertama kalinya Rakha masuk kedalam bangunan megah. Banyak orang sibuk dengan pekerjaan masing - masing tanpa memperdulikan Rakha yang tiba - tiba masuk kedalam lab.
Tanpa sengaja Rakha menabrak seorang pria besar memakai pakaian militer, pria tersebut menoleh ke arah Rakha dengan tatapan mengintimidasi, Rakha merasa terintimidasi dan menelan air ludahnya.
"Ternyata kau datang juga", ucap seseorang dari belakang yang suaranya tidak asing bagi Rakha.
Rakha menoleh ke belakang dan melihat Reksy memakai jas panjang bewarna putih yang berbeda dari sebelumnya. Rakha mendekati Reksy menghiraukan pria yang besar tadi.
"Jelaskan apa maksud nya ini?... dan mengapa kau memberikannya kepadaku", ucap Rakha tanpa basa basi memperlihatkan amplop yang sebelumnya diberikan oleh Reksy.
"Kita langsung masuk saja ke ruang penelitian".
Mereka berdua masuk kedalam lift dan berhenti di lantai 4 yang merupakan tempat ruang penelitian. Didalam ruang penelitian beberapa orang memakai jas yang sama dengan Reksy sedang sibuk melakukan sesuatu. Seorang pria yang seperti sebaya dengan Reksy mendekati mereka dan bersalaman dengan Rakha.
"Selamat datang di AITex, perkenalkan aku Kaito pemimpin di lab ini".
"Rakha...".
"Langsung saja karena waktunya sedikit lagi, AITex memiliki program untuk mengubah sejarah kehidupan manusia dari kehidupan yang sebelumnya. Kami sudah mengundang hampir 1000 orang untuk datang ke lab kami, dan sekitar 70 % nya setuju untuk mengikuti percobaan ini. Tetapi semuanya gagal menuju ke dunia baru mereka yang kami beri nama Dunia Paralel. Dan kali ini kami memberimu kesempatan untuk memperbaiki kehidupanmu yang berbeda dari sebelumnya", Jelas Reksy.
"Benar Rakha, apa kamu minat melakukan percobaan ini?", ucap Kaito.
Rakha berpikir sejenak apakah ia menerima tawaran dari mereka atau tidak. Pada akhirnya ia menerima tawaran tersebut.
"Baiklah aku menerimanya".
"Yosh, baiklah. Semuanya lakukan persiapan kapsul", perintah Kaito ke semua orang yang berada di ruang penelitian.
Tidak berapa lama kemudian, Reksy memberi sebuah pil untuk dimakan oleh Rakha. Pil tersebut digunakan untuk menahan rasa sakit selama didalam kapsul. Persiapan pun telah selesai sebuah kapsul yang cukup untuk dimasuki oleh orang dewasa terbuka di 2 buah cangkangnya. Lalu Rakha masuk kedalam kapsul tersebut dan kemudian kedua cangkang kembali tertutup menutupi tubuh kurus Rakha.
"Sistem otak normal, peredaran darah normal, detak jantung normal. Percobaan siap dilakukan, pak", ucap salah satu orang.
Kaito memberi kode dengan menggerakkan dagu nya ke Reksy, Reksy menggerakkan tuas ke atas yang berdampingan dengan kapsul. Lalu sebuah pancaran cahaya dari kapsul menyinari seluruh ruangan penelitian. Berselang beberapa detik, cahaya tersebut mereda dan kedua cangkang kapsul terbuka, tetapi Rakha tidak ada didalam kapsul tersebut.
Semua orang bersorak dengan puas yang menandakan mereka berhasil mengantarkan Rakha ke dunia paralel.
"Apa kah kau yakin, ini akan berhasil Reksy?".
"Tentu saja aku yakin, jika ini tidak berhasil maka aku tidak ada disini bukan?", ucap Reksy lalu tersenyum tanpa menyembunyikan rasa senangnya.
"Selamat datang di dunia barumu.... kakek". ucap Reksy dengan lirih.