8. Change Of Stage

Setelah beberapa bulan tibalah detik-detik waktu menjelang penilai akhir semester di sekolah. Para murid dan guru mulai sibuk menjalani berbagi macam rangkaian kegiatan. Seperti persiapan soal, persiapan ruangan ujian, dan masih banyak lagi. Untuk Anggota OSIS juga sibuk mempersiapkan acara classmeeting setelah ujian. Namun, beberapa murid tampak tidak hadir hari ini mungkin karena faktor cuaca yang mendung juga membuat mereka malas keluar dan takut turun hujan. Hana berkata "cuaca hari ini sangat tidak enak ya mendung sekali", aku menjawab "iya nih cuacanya tidak mendukung untuk melakukan pembelajaran dan semangat belajar ini menurun".

Siangnya memang sedikit gerimis yang membuat lapangan sekolah basah sehingga mata pelajaran olahraga di tiadakan hari ini. Aku juga tidak melihat Al hari ini, entah ia kemana sampai tak terlihat sedetik pun, "kemana Al ini aku tidak melihatnya sejak tadi" (tanya aku dalam hati). Akhirnya aku mencoba bertanya pada teman sekelasnya "permisi boleh tidak aku bertanya sebentar" (bertanya kepada salah satu siswa), "boleh kak ada apa ya?" (tanya adik kelas tersebut), "apa Al hari ini hadir sekolah ya? karena aku tidak melihatnya sama sekali (tanyaku), "hari ini Al sakit kak sehingga izin untuk tidak hadir" (jawab siswa tersebut). Ternyata ia tidak hadir hari ini karena sakit. Aku khawatir dan bingung mengapa Al tidak memberi tahuku atau mengabari aku. Apakah ia sedang marah kepadaku, tetapi kemarin kami baik-baik saja. Aku mulai gelisah ingin menemuinya namun aku tidak tahu rumah Al dimana bahkan aku tidak pernah kerumahnya sama sekali. Sekarang ini aku hanya bergantung pada chat, semoga Al segera mengirimkan pesan kepadaku hari ini.

Sampai waktu pulang sekolahpun Al masih belum online di chat. Aku mulai sangat khawatir kepadanya dan memikirkan keadaannya. Tetapi, bagaimana lagi jika di logika anak yang sedang sakit tidak mungkin bermain ponsel. Akhirnya pulang sekolah itu aku langsung makan dan merapikan diri. Salah satu teman Al memberiku pesan singkat bahwa dirinya ingin curhat kepadaku, sungguh aku kebingungan mengapa tiba-tiba teman Al baik kepadaku dan mulai menunjukkan sikap aneh. Ia juga mulai perhatian kepadaku dan aku mulai berpikir bahwa teman Al ini suka kepadaku. Namun aku berusaha berpikir positif supaya tidak menimbulkan masalah antara aku dan Al. "kak apa kakak tidak malu memiliki laki-laki seperti Al?" tanya teman Al. "tidak aku bersyukur memiliki laki-laki yang bertanggungjawab seperti Al" jawabku. "apakah kakak tidak tertarik memiliki laki-laki humoris seperti aku?" tanya teman Al. "apa sih kamu ini" jawabku. Seperti itulah percakapan aneh kami.

Keesokan harinya aku kembali berangkat ke sekolah. Hari ini di adakan ujian praktek seni budaya yaitu melukis. Kali ini aku memiliki ide untuk melukis tentang perjuangan Indonesia melawan penjajah. Menurutku hasilnya tidak bagus tetapi, memang aku tidak mahir dalam hal menggambarkan sehingga menurutku itulah hasil yang aku peroleh dengan usahaku kali ini. Sempat malu juga melihat lukisan teman-teman sekelas karena hasilnya sangat indah-indah sekali seperti pelukis profesional. Setelah selesai pameran lukisan aku pergi makan nasi pecel di kantin bersama teman-temanku semua pandangan adik kelas tertuju padaku. Awalnya aku tidak menghiraukan namun, kelamaan semakin banyak yang berbincang-bincang tentangku. Baru aku sadari bahwa semua membicarakan hubunganku dengan Al. Mereka merasa aku tidak cocok dengannya dan tidak pantas bersanding dengan Al. "kakak kelas kok mau sih sama laki-laki anak kecil seperti dia", "Iyah tuh di ajak jalan kaki terus pula", "tidak cocok sekali mereka tidak enak di pandang". Seperti itu lah kata-kata yang muncul. Bahkan terkadang banyak sekali laki-laki menggodaku ketika aku tidak bersama dengan Al, banyak juga gosip beredar bahwa aku selingkuh dengan adik kelas lainnya yang lebih dari Al. Aku memang friendly kepada siapapun mau laki-laki maupun perempuan tetapi hubunganku hanya sebatas teman tidak lebih. Terkadang sampai Al salah faham tentang ini semua namun sudah seringkali aku jelaskan kepada Al bahwa kita tidak boleh terpengaruh omongan orang jika belum kita ketahui kebenarannya. "Al kita harus tetap bersabar menghadapi komentar orang" Al menjawab "tidak bisa di biarkan mereka semua menyakiti hatimu". Tetapi namanya laki-laki memang memiliki emosi yang tidak stabil dan sulit di kontrol sehingga terkadang terjadi keributan di belakangku. Al memang tidak pernah bertengkar di hadapanku karena aku pernah mengatakan bahwa aku tidak suka laki-laki yang ingin menjadi jagoan hingga berkelahi dan menimbulkan luka. Mungkin ia takut jika aku marah dan kecewa melihatnya berkelahi dengan orang lain. Tiba-tiba saja aku terpikirkan bahwa Al tidak terlihat lagi hari ini. Aku pun berlari ke kelasnya dan melihat seisi kelas, namun Al tidak hadir lagi hari ini padahal hari ini adalah jadwal vaksin dari puskesmas. Aku mulai gelisah dan khawatir lagi karena dua hari ini ia tidak mengabari aku sama sekali.

Pihak puskesmas sudah tiba di sekolah. Kami menunggu giliran dipanggil untuk di suntik dan mendapat vitamin. Jujur aku sudah terbiasa di suntik sehingga vaksin bukanlah hal yang menakutkan bagiku. Melihat teman-teman ada beberapa yang menangis ketakutan padahal belum di suntik. Sudah wajar bila setiap vaksinasi selalu ada suara tangisan dan jeritan. Tiba-tiba saja temanku mengajakku untuk main kerumahnya sepulang sekolah. Aku ingin menolaknya namun aku kasihan padanya karena temanku Ina itu adalah siswa yang setiap tahunnya tidak hadir sekolah selama tiga bulan karena menjalani rawat inap di rumah sakit. Ia memiliki riwayat penyakit pendarahan yang serius dan akut. Sehingga aku menerima ajakan Ina dan sepulang sekolah aku segera pergi kerumah Ina di sana kami memasak bersama dan bermain bersama. "ayo Talitha main kerumah kita makan bersama sambil menonton film" (ucap Ina). "ayo Ina semoga cuacanya tidak hujan ya" (ucapku).

Setelah aku pulang dari rumah Ina, aku mengecek notifikasi ponselku dan Al mengabari ku hari ini, ia meminta maaf karena offline selama dua hari karena dirinya tidak enak badan dan demam selama dua hari. Aku yang mendengar ikut prihatin dan menyarankan Al untuk terus beristirahat supaya lekas sembuh. Aku juga sempat bertanya kepada Al awal mula ia bisa jatuh sakit seperti ini. Akhirnya Al mengajakku bertemu besok dan menjelaskan semuanya. Aku setuju dengan ajakan itu dan kami membuat janji untuk bertemu di mall di salah satu kota kami.

Keesokan harinya aku bangun lebih pagi untuk bersiap-siap menemui Al. Aku mandi terlebih dahulu kemudian aku berganti pakaian, dan aku sarapan bersama keluarga sekaligus meminta izin kepada orang tuaku jika aku akan pergi keluar. Setelah semua selesai aku segera pergi ke mall tersebut dengan naik angkutan umum. Sesampainya di mall aku langsung masuk dan menunggu di lantai atas. Di sana aku menunggu Al lumayan lama namun, Al tidak datang dan tidak membalas chatku. Aku sangat kesal dengannya seperti ada yang berubah dari dirinya saat ini. Karena aku sudah menunggu sangat lama akhirnya aku berjalan-jalan berkeliling mall sendirian. Hari ini aku membeli sosis dan Boba milky yang aku favoritkan. Setelah lama aku berkeliling tiba-tiba Al datang padahal aku sudah rencana ingin pulang. Aku yang sudah terlanjur marah kepadanya langsung saja bersikap cuek namun, Al terus meminta maaf kepadaku dan sangat ingin menjelaskan alasan ia terlambat. "maaf ya aku sedikit terlambat karena ada suatu hal hari ini" ucap Al saat itu. Setelah itu aku mencoba menenangkan diri dan mendengarkan penjelasan Al. "memang kamu habis darimana sampai terlambat?" tanyaku. "hari ini aku mengunjungi makam kakekku sehingga sedikit lama" jawab Al. Tenyata Al terlambat datang karena ia mengunjungi makam kakeknya karena hari ini malam Jumat. Aku yang merasa bersalah mencoba meminta maaf kepada Al dan bersyukurnya Al memaafkanku. Kemudian Al juga menjelaskan bahwa dua hari kemarin ia sakit karena kelelahan dan selama ini Al berkerja tanpa aku tahu. Setiap hari ia tersengat matahari dan terguyur hujan demi bisa menabung membeli barang impiannya yaitu sepeda motor. Aku sempat tidak mengizinkan ia untuk bekerja karena saat ini Al masih masa bersekolah dan berfokus pada pendidikan. Namun, Al berjanji ia bisa mengatur waktu dengan baik bekerja tanpa menggangu pendidikannya. Akhirnya aku mencoba menerimanya dan mendukung semangatnya ini. Setelah itu Al membelikan aku makanan sebagai tanda permintaan maaf kepadaku. "ini untuk mu Talitha ayam pop kesukaan kamu" ucap Al. "terimakasih Al memang ini makanan favorit ku" ucapku. Memang Al pandai dalam hal membuatku tersenyum ketika aku kesal. Setelah makan kami pulang dan beristirahat.

Semenjak itu keadaan perlahan berubah menjadi sedikit canggung. Al yang bekerja setiap hari mulai memiliki sedikit waktu untuk memberiku kabar dan menemani kesendirianku. Tetapi, aku harus tetap bersabar dan mendukung dirinya agar tetap bisa mencapai tujuannya. Setelah itu aku mulai dekat dengan salah satu teman Al yang begitu perhatian kepadaku. Tanpa aku sadari ternyata aku terbawa suasana yang membuat aku lebih dekat dengan teman Al. Al yang perlahan mengetahui itu sepertinya sangat cemburu tetapi, ia tidak mengatakannya dan memilih untuk memarahi temannya bukan aku. Tetapi, karena aku merasa bersalah aku berkata kepada Al bahwa tidak seharusnya memarahi temannya dan ini salahku harusnya memarahiku. Al dengan lembut mengatakan bahwa ia tidak ingin marah kepadaku dan kami membuat perjanjian untuk tidak terlalu dekat dengan lawan jenis setelah itu Al memelukku saat itu. Ini pelukan pertama yang hangat dari Al. Aku menjadi lebih tenang berada di dekatnya tidak lupa selalu ku cium aroma khasnya yang membuat aku selalu merindukannya. Kemudian Al mengajakku membeli telur gulung dan susu rasa melon yang aku suka setelah itu Al bertanya perihal sekolahku ingin kemana setelah SMP ini. Aku merespon Al bahwa aku ingin masuk SMA negeri dalam jurusan matematika dan Ipa karena sejak kecil aku sangat suka dengan mata pelajaran tentang alam ini. Al tersenyum dan menyemangati sekolahku dan selalu mendoakan yang terbaik untukku. Aku juga sempat bertanya ingin kemana Al ketika lulus nanti. Al menjawab bahwa ia ingin masuk SMK seperti kakak perempuannya. Memang alur kita sedikit berbeda namun aku tetap mendukung Al agar Semangat mencapai apa yang dia inginkan kedepannya. Setelah selesai mengemil jajan kami pulang di saat perjalanan pulang Al bertanya tahun baru kali ini aku ada acara apa. Aku menjawab bahwa sepertinya aku akan pulang ke Jawa barat menemui kakek di sana. Ayahku adalah orang Sunda yang berasal dari Tasikmalaya Jawa barat. Al tampak sedikit gelisah dan khawatir. Al adalah laki-laki yang manja ia selalu tidak ingin jauh denganku dan selalu ingin mengikuti aku kemana pun aku berlari. Aku mencoba menenangkan Al dan berkata bahwa aku tidak akan lama di sana aku akan kembali lagi ke Jawa timur ini. Al tampak menggemaskan ketika aku akan pergi jauh seperti ini dan aku berjanji membawakan kado spesial untuknya. Ia membantu aku untuk menyiapkan segala sesuatu yang aku perlu aku beli untuk persiapan ke mudikku kali ini.

Hari pertama persiapan Al mengantarkan aku ke supermarket di dalam mall. Kami membeli kebutuhan seperti makanan ringan, tisu, air mineral, kebutuhan skincare, minyak angin, kaos kaki, dan masih banyak lagi. Setelah selesai berbelanja Al ingin naik satu wahana yang ada di mall tersebut. Namun aku sangat takut naik wahana. Sehingga aku menyuruh Al untuk naik sendiri namun, Al tidak jadi naik karena aku ketakutan ia berkata bahwa ia tidak ingin egois memikirkan kesenangan diri sendiri. Sungguh Al adalah laki-laki yang romantis, bijaksana, dan pengertian.