Berada jauh dari Kekaisaran, pinggiran hutan diluar wilayah Kekaisaran. Dua perwakilan dari Kekaisaran Iblis bertemu dengan dua petinggi Kerajaan Hertia. Kedua orang tua itu duduk dengan angkuhnya, seolah berpikir dengan serius apa yang sedang mereka rundingkan saat ini.
Ink Owl sudah menjelaskan tujuan mereka dan permasalahan perbatasan antara Kerajaan Hertia dan Kekaisaran Iblis.
"Baiklah, Saya mengerti. Saya akan menyampaikannya kepada Ibukota, mau bagaimana juga Kami tidak bisa berbuat seenaknya karena ini adalah masalah yang tidak bisa kami tangani seenaknya, Anda juga pastinya mengerti tentang hal ini. Tetapi, Kami akan mengingatkan para petualang untuk tidak masuk kedalam Hutan Sanktas–hutan yang menjadi perbatasan Kerajaan Hertia dan Kekaisaran."
Ink Owl mengangguk, wajahnya nampak sangat puas dengan keputusan mereka. Tapi, tidak dengan Tenerbis, ia hanya memasang wajah datar tanpa berkata apa-apa. Bahkan saat pamit pun Ink Owl yang berbicara kepada mereka, setelah itu mereka pergi. Keluar dari ruangan itu kemudian berteleportasi ke pinggiran Hutan Sanktas–hutan yang menjadi perbatasan antara Kerajaan Hertia dan Kekaisaran Iblis. Mereka berjalan sejajar, keheningan tercipta untuk sesaat ditengah riuhnya suara dedaunan yang diterpa angin. Mereka tidak membahas pertemuan itu lagi untuk sesaat, tepatnya mereka tidak ingin membahas itu lagi. Meski Ink Owl saat itu tersenyum puas, tapi paruhnya itu menyembunyikan kenyataan yang ia rasakan.
"Apa menurutmu mereka benar-benar serius melakukannya?" Tanya Ink Owl, memulai membahas apa yang tidak ingin mereka bahas.
"Entahlah, mereka mungkin melakukan apa yang mereka katakan … Tapi …," Tenerbis menahan kata-katanya.
"Tidak memuasakan?" Ink Owl menambahkan kata yang tidak keluar itu.
"Benar … Jika hanya Mengingatkan pastinya manusia-manusia yang mereka panggil petualang itu pastinya akan terus melakukan hal yang sama lagi, mau bagaimana pun juga hutan yang luas ini adalah tempat mereka berburu. Lalu, apa mereka benar-benar tersesat?"
Hutan Sanktas adalah hutan yang sangat luas dengan banyak makhluk hidup yang tinggal di dalamnya, begitu juga dengan monster dan kabarnya terdapat sebuah gua yang belum dijelajahi. Pepohonan yang tinggi, tanah yang mengalami erosi terkadang membuat orang-orang yang masuk kedalam hutan dapat tersesat.
"Ya manusia bisa saja seperti itu, masuk akal jika mereka memanjat tembok perbatasan untuk mencari jalan keluar."
Tembok perbatasan yang dibuat Kekaisaran dan Kerajaan Hertia cukup tinggi untuk melihat area Hutan Sanktas, semua kasus yang dilaporkan oleh Tenerbis juga hanya anggapannya karena beberapa orang memanjat tembok perbatasan tanpa sepengetahuan penjaga perbatasan.
"Ya setidaknya ini lebih baik daripada mereka tidak melakukan apapun. Terlebih lagi … Keinginan Kaisar Void lebih utama, Anda juga mengerti kan, Tuan Tenerbis?"
Ink Owl membuka matanya, melirik dengan sorot mata datar kearah Tenerbis yang hanya menunjukkan ekspresi datar. Ia menyadari tatapan itu tetapi ia tidak ingin melihatnya.
"Saya mengerti … Ini adalah kedamaian yang Kaisar inginkan," Balasnya lalu memejamkan mata.
Kelopak mata Ink Owl menutup sedikit bola matanya, menyipit masih tertuju kepada Tenerbis.
"Benar, beliau melakukan segalanya untuk kedamaian penduduknya, untuk melindungi rumah kita. Karena itu, jangan sampai membuat beliau berkorban untuk kita lagi, beliau sudah terlalu banyak mengorbankan dirinya untuk kita."
Di masa lalu, detik-detik saat Kekaisaran terkepung. Tidak ada yang melupakan saat itu, disaat sang Kaisar melayang di langit bersama dengan Ink Owl yang berdiri di belakangnya. Siapapun tidak akan melupakan saat itu, mau itu Ink Owl, mau itu Tenerbis, ataupun para Jenderal lainnya yang masih bertahan sampai saat ini tidak akan melupakan saat-saat itu.
Sangat mengerikan, saat mereka tidak memiliki harapan dan merasa malu kepada sang Kaisar, mereka semua dibuat tertidur dan ketika terbangun, para petinggi Kekaisaran sudah berada di ruang singgasana dan dihadapan mereka, seseorang yang duduk di kursi agung itu tersenyum lembut kearah mereka. Kaisar saat itu hanya berkata:
"Tidak perlu khawatir, semuanya sudah berakhir."
Itu sangat mengerikan, menunjukkan betapa tidak mampunya mereka menjaga rumah mereka sendiri, tidak mampunya mereka sebagai pelindung Kekaisaran, tidak mampunya mereka sampai sang Kaisar turun tangan. Hanya dengan turun nya sang Kaisar ke Medan perang, semuanya berakhir. Sebenarnya apa yang mereka banggakan saat itu? Mereka sama sekali tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sang Kaisar.
"Ya itu kesalahan ayah ku yang bodoh sampai membuat musuh masuk kedalam wilayah Kekaisaran," Ucap Tenerbis terdengar sinis.
"Kukuku, jangan begitu Tuan Tenerbis. Nanti ayahmu disana akan sedih loh," Balas Ink Owl, tertawa senang mendengar ucapan putra dari sahabatnya itu.
Ahli strategi Kekaisaran di masa lalu, seseorang yang dianggap membawa kekalahan untuk Kekaisaran. Meski begitu, Kaisar dan Ink Owl tidak menganggapnya seperti itu. Dia adalah Ayah Tenerbis, yang gugur di medan perang dengan rancangan strategi terakhirnya yang sangat sukses karena berhasil mengurangi jumlah pasukan besar musuh dengan sedikit prajurit yang ia bawa, ia turun ke medan perang sebagai penebusan kesalahannya selama perang.
"Dia adalah orang yang hebat, kesalahan di awal perang itu bukan sepenuhnya kesalahan dia."
"Saya tahu! Karena saat itu Kekaisaran kurang informasi dan sekutu sama sekali tidak bisa diandalkan akhirnya rencananya berantakan dan membuat Kekaisaran berakhir dengan kekalahan telak," Tenerbis meninggikan suaranya, penuh emosi ia memotong ucapan Ink Owl.
Ink Owl hanya tersenyum tipis dengan mata yang terpejam, merasa tidak perlu melihat putra dari sahabatnya naik pitam. Itu kebiasaan buruknya, tiba-tiba merasa muak dan langsung meluapkan emosinya. Meski begitu ia berhasil menjalani serangakaian tes yang diberikan Kekaisaran ketika ingin menggantikan Ayahnya sebagai ahli strategi, meski saat tes ia sering naik pitam tanpa sebab, bahkan itu membuat keraguan diantara para petinggi Kekaisaran.
"Ya ya, Saya tahu. Tapi tolong tahan emosi anda itu jika berhadapan dengan manusia, terkadang manusia itu akan ikut terpancing, mengerti?" Ucap Ink Owl, tersenyum hangat melirik ke arah Tenerbis.
Mendengar ucapan itu hanya membuat Tenerbis menghela napas, ia bahkan tidak berniat melihat senyuman Ink Owl. Tidak berlangsung lama, mereka melihat tembok besar di depan mereka dengan beberapa penjaga pajurit Kekaisaran. Prajurit yang berjaga mencondongkan tubuh mereka dengan tangan kanan mengepal yang ia taruh di dada kiri mereka, memberi hormat kepada dua jenderal Iblis. Ink Owl hanya menganggukkan kepalanya, lalu dua prajurit itu kembali menegakkan tubuh mereka lalu membuka gerbang perbatasan. Di belakang gerbang itu ada gerbang lain yang sudah terbuka, itu adalah pintu yang menjadi pintu masuk ke dalam wilayah Kekaisaran dan seharusnya itu adalah satu-satunya pintu yang dijaga oleh Kekaisaran. Namun, Kerajaan Hertia menolak, tepatnya mereka menyerahkan hak untuk menjaga perbatasan kepada Kekaisaran dengan berbagai alasan dan akhirnya Kekaisaran lah yang menajaga dua gerbang itu. Di area sekitar gerbang wilayah Kekaisaran itu lebih sedikit pepohonan, ada bangunan kecil juga untuk para prajurit beristirahat dan juga ada kandang kuda kecil, cukup untuk 4 kuda beristirahat, sangat berbeda dengan dibalik gerbang wilayah Kerajaan Hertia.
"Baiklah Tuan Tenerbis, Saya akan kembali ke Istana untuk melaporkan ini kepada Kaisar," Ucap Ink Owl sambil tersenyum ramah meski Tenerbis tidak melihatnya "Oh ya, Saya juga punya saran. Sebaiknya Anda memperluas patroli dan membuatnya lebih sering lagi agar para petualang atau orang lain tidak memanjat sesuka mereka."
Tenerbis menganggukkan kepalanya "Saya mengerti, akan saya lakukan," Balasnya singkat.
"Baiklah kalau begitu Saya pergi terlebih dahulu."
Ink Owl berjalan menjauh dari tempat itu, terus berjalan lurus masuk ke dalam hutan yang lebat itu kembali. Ia tidak bisa memakai teleportasi, bukan tanpa alasan, ada sesuatu yang belum terjawab oleh Kekaisaran maupun Kerajaan Hertia, yaitu dimana orang yang berteleportasi bukan pergi ke tempat tujuan mereka tetapi akan berteleportasi ke tempat yang acak jika melakukan teleportasi di dalam Hutan Sanktas. Mereka tidak tahu apa penyebabnya, tetapi gangguan itu masih terus diselidiki oleh kedua belah pihak.
Void dan Scintia kembali ke perpustakaan dengan teleportasi, sang Kaisar menuju sofanya dan duduk dengan raut wajah serius. Pandangannya tertuju kepada pelayannya, menunggu ia menjelaskan apa yang dikatakan pelayan pribadinya sebelumnya.
"Saya akan menjelaskan apa yang saya maksud, paduka," Scintia mencondongkan tubuhnya saat berbicara, bersamaan dengan anggukan Void ia menegakkan kembali tubuhnya "Seperti yang saya katakan, energi sihir yang sudah dimantrai tidak mudah untuk mengubahnya lagi. Pada umumnya, energi sihir yang akan digunakan membutuhkan sebuah mantra dan mantra itu akan mengubah dengan sendirinya energi sihir anda. Tetapi, jika anda mengubah bentuk energi sihir pada mantra itu, maka anda akan menciptakan sihir yang berbeda dan hal itu sangat sulit untuk dilakukan karena itu sama saja seperti anda membuat sihir yang baru."
Ia memegang dagunya, mencoba menahami penjelasan Scintia yang terdengar begitu rumit. Membuka kembali layar status, melihat sihir yang ia dapatkan saat mengubah pelindung sihirnya. Terbelalak matanya untuk sesaat, mengerti apa yang Scintia coba jelaskan kepadanya.
"Begitu, dengan kata lain aku sama saja membuat sebuah sihir baru?" Tanya Void memastikan dugaanya.
Scintia hanya tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. Ada rasa puas yang Void rasakan, menyadari jika tidak mustahil untuk menciptakan sihir yang belum pernah ada di dunia ini maupun dalam game.
"Maaf, tidak sedikit saya meragukan pengetahuan anda, tapi apakah anda tidak mengetahui itu?"
Pertanyaan Scintia berhasil membuatnya mematung. Matanya melirik kesana-kemari, panik, salah tingkah dirinya tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Ia akan kehilangan harga dirinya sebagai sang Kaisar jika ia menjawab ia tidak tahu akan hal itu.
"A—ah itu ... Tentu saja Aku tau! Ahem! Daripada itu tolong bawakan aku minuman, aku sedikit haus, boleh?"
"Tentu saja paduka! Saya segera membawakannya!"
Dia menjawabnya dengan cepat dan mengalihkan percakapan. Scintia mematuhinya dan pergi seakan benar-benar tidak peduli lagi dengan percakapan mereka sebelumnya, saat Scintia pergi ke sebuah ruangan yang berada di barat perpustakaan, Void menghela nafas lega lalu membaringkan tubuhnya di atas sofa.
"Ah melelahkan. Mungkin dengan begini aku dapat menciptakan sihir yang kuat dan belum pernah ada, jika hanya aku yang mengetahuinya maka kekuatan ku juga rahasia dan pahlawan itu tidak akan mengetahuinya ... Itu ... Memudahkan ku nantinya ..."
Matanya terpejam, sang Kaisar terlelap tidur bersamaan melepas lelah yang ia rasakan.
To be continue