PUISI UNTUK SHERIN

Tidak ada alasan bagi Sherin untuk menolak. Sebagai seniman profesional, dia harus menerima kedatangan tamu. Apalagi dia berstatus sebagai CEO yang menjadi pimpinan tertinggi di tempat itu.

"Mari saya antarkan." Sherin membalas perkataan Sheila dengan senyuman. Dia akan mengesampingkan masalah pribadi. Bisa saja Sheila datang dengan niat baik. Jangan sampai Sherin merusak semua hanya karena asumsi negatif.

"Lukisan seperti apa yang Anda inginkan?" tanya Sherin. Berusaha menangkis semua bayangan negatif tentang kebersamaan Edzhar dan wanita itu. Mereka berjalan sembari melihat satu persatu karya indah buatan tangan Sherin yang dipajang di dinding.

"Anda memang sangat berbakat, Nona Sherin. Pantas saja dia tergila-gila pada Anda." Sheila sengaja menggunakan kata dia. Jelas Sherin tahu bahwa yang dimaksud adalah suaminya.