Usai menghentikan darah Samanta dengan jari, Larry bergegas membersihkan dengan air. Dia pun buru-buru mengambil plester. "Apa yang sedang kamu pikirkan, sayang? apa pekerjaanmu ada masalah?" tanya Larry lembut sambil memasang plester di jari telunjuk Samanta.
"Aku nggak ada masalah apa-apa." Samanta berusaha berbohong. Dia pikir dirinya handal melakukan hal itu.
Larry memeriksa jari Samanta. Plester sudah dipasang dengan baik. "Ta, kita akan segera menikah. Hubungan pasangan suami istri nggak akan bertahan kalau nggak saling terbuka. Kamu percaya sama aku, kan?" Tangan kanan Larry mendarat di wajah Samanta. Dia melihat kedalaman mata calon istrinya. Larry tahu jika Samanta menyembunyikan sesuatu.