Tenaga Pris hilang seketika. Tubuhnya pun terhuyung ke lantai. Berita ini terlalu menyakitkan. Selama tiga tahun dia belajar untuk berdamai dengan keadaan. Dia mengikhlaskan anak dan menantu yang sangat menyayanginya. Hati dan pikirannya tidak sanggup menanggung beban jika kebenaran yang sebenarnya, anak-anaknya dibunuh.
"Pris!" Sam langsung memindahkan tubuh istrinya ke atas ranjang. Tidak seharusnya dia memberitahu Pris namun tidak selamanya hal ini bisa disembunyikan. Sam langsung memanggil dokter pribadi yang biasa memeriksa kesehatan mereka secara rutin.
"Sayang, maafkan aku. Aku yang nggak bisa menjaga kalian semua." Sambil menunggu dokter, Sam mencium tangan Pris. Dia pun mengambil minyak kayu putih dan mendekatkan cairan tersebut ke hidung istrinya. "Aku mohon bangun, sayang. Aku nggak bisa menghadapi ini sendirian. Aku membutuhkan kamu." Air mata Sam luruh di wajah kuyunya yang mulai keriput.