Tidak rela tetapi harus dilakukan. Maila masih memeluk suaminya yang hendak berangkat ke kantor. "Aku usahakan akan pulang lebih cepat. Kali ini aku nggak bisa meninggalkan meeting. Sekalipun perusahaan milikku tapi aku nggak bisa seenaknya libur. CEO punya tanggung jawab yang besar di perusahaan. Bagaimana kalau suamimu ini dipecat." Keizaro merapikan rambut pirang istrinya ke belakang telinga.
"Kamu nggak pakai minyak wangi?" tanya Maila heran. Biasanya dia menghirup aroma lembut dari tubuh Keizaro namun tidak untuk pagi ini.
"Aku mual menciumnya. Lebih baik begini saja. Aroma tubuhku yang alami lebih membuatku nyaman."
Maila mengeratkan kedua tangan di pinggang Keizaro. "Aku sangat setuju. Aku lebih menyukai baumu yang sekarang." Maila berjinjit dan mencium bibir Keizaro. "Aku pun menyukai bibirmu. Rasanya sangat manis."
"Sayang, jangan merayuku sekarang! kita baru melakukannya tadi malam. Ingat pesan dokter, kan?"