Maila mengabaikan kehadiran David yang mendadak. Dia meneruskan lukisannya sampai selesai. "Wow!" Terdengar suara seorang pria asing. Maila menoleh dan melihat laki-laki paruh baya di sampingnya.
"Kamu pelukis yang hebat. Apakah kamu bisa melukis sketsa wajah juga?" Maila diberikan pertanyaan oleh laki-laki itu.
"Kebetulan Mama saya pun mengajarkan hal itu kepada saya." Maila tersenyum dan memberikan tempat untuk pria tersebut.
Laki-laki itu melambaikan tangan kepada seorang wanita yang tidak terlalu jauh dari mereka. "Kebetulan sekali kita bertemu di sini. Kalau kamu nggak keberatan, bisakah kamu melukis kami di sini. Kami ingin memiliki kenangan di taman ini."
Maila melihat betapa suami istri tersebut saling menyayangi. Seketika dia teringat kepada Edzhar dan Sherin yang masih saling mencintai meskipun sudah puluhan tahun bersama. "Aku akan melakukannya untuk kalian berdua. Kalian mau dilukis di sebelah mana?"