Iuran Membeli Makan Siang

"Nenek, aku dan Anran datang menjengukmu."

"Bocah tengik! Kalau cucu menantuku tidak datang, kamu pasti tidak akan datang ke sini. Apakah kamu masih peduli terhadap nenekmu ini?" Nyonya Besar Mo menggerutu.

Mo Jinrong tahu neneknya sedang bergurau, jadi dia hanya tersenyum menanggapi neneknya.

"Nenek, Anran baru saja melewati musibah. Apakah Nenek tidak mengizinkan aku memperhatikan dia dulu."

"Anran, sini, Nenek ingin memeriksa kondisimu."

Nyonya Besar Mo menarik tangan Lan Anran, memeriksa kondisi tubuhnya dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Dia langsung merasa bersalah saat melihat bekas luka di kepalanya.

"Nenek bersalah padamu. Aku juga tidak menduga bahwa putraku itu berani sekali ingin membunuhmu. Dulu aku hanya tahu putraku bukan orang yang jujur. Tetapi aku tidak tahu dia akan bertindak sejauh ini. Nenek minta maaf padamu, sudah membuatmu menderita. Aku gagal mendidik putraku."

Lan Anran menenangkan Nyonya Besar Mo.