"Baiklah apa yang harus dilakukan terlebih dahulu."
Matrix memperhatikan sekitar pinggir hutan dan kawanan wild rabbit yang sedang memakan rumput. Jumlah wild rabbit tersebut ada 5 ekor dan ukurannya pun hampir sama dengan ukuran tubuhnya.
"Sepertinya harus di pancing satu demi satu. Tidak mungkin Aku bisa mengalahkannya sekaligus dengan senjata seperti ini." Ujarnya
Matrix menatap senjata ditangannya dengan pandangan kecewa. Akan sangat sulit menghadapi wild rabbit dengan ukuran pisau yang kecil. Mungkin peluang ia memberikan damage kecil, karena bisa jadi sebelum ia memberikan damage ke monster itu ia akan terkena pukulan dari wild rabbit.
"Sayang sekali Aku tidak bisa memakai busurnya. Mungkin saja jika bisa dipakai akan lebih mudah mengalahkan monster besar itu."
"Baiklah sebelum menghadapi si moster besar, mungkin Aku harus menaikkan stat ku terlebih dahulu."
STAT
STR : 23
INT : 10
VIT : 13
AGI : 14
DEX : 10
SKILL POINT : 0
"Oke baiklah, mari kita mulai!!"
Matrix mengeluarkan batu yang sudah ia siapkan terlebih dahulu. Kemudian batu tersebut ia lempar sekuat tenaga ke arah wild rabbit yang berada paling dekat dengannya. Sontak saja perbuatannya itu menarik perhatian monter tersebut.
Monster tersebut melompat ke arah Matrix, dengan sigap ia menghindar dengan munggunakan dodge agar tidak terkena serangan itu. Disaat monster itu lengah, Matrix memberikan serangannya sebanyak satu kali di bagian punggung monster. Matrix mundur beberapa langkah agar ia kembali bersiap dengan serangan berikutnya. Rupanya serangan yang ia berikan menghilangkan HP monster sebesar 40%.
"Lumayan juga."
Wild rabbit kembali melompat ke arah Matrix, kali ini lompatannya disertai dengan pukulan yang bertubi-tubi. Tentu saja Matrix langsung menghindar dengan dodge sehingga ia selamat dari pukulan monster itu.
Matrix berlari ke arah monster dan bersiap untuk menyerang. Monster pun sudah siap dengan pukulannya. Sebelum terkena pukulan itu, Matrix menundukkan badannya dan dengan cepat langsung menancapkan pisaunya ke perut wild rabbit. Dengan serangan itu, Matrix berhasil mengalahkan satu wild rabbit.
[ LEVEL UP ]
[ LEVEL UP ]
"Hanya membunuh satu monster saja bisa naik dua level. Kenapa tidak Aku lakukan sejak awal." Pikirnya
Peluh menetes ke pipi Matrix. Baru saja membunuh satu monster, ia sudah sangat kewalahan. Mungkin kedepannya ia akan fokus pada stat VIT agar staminanya tetap terjaga.
Wild rabbit yang terlah terbunuh menjatuhkan beberapa item serta koin bronze. Item yang dijatuhkan adalah wild rabbit meat, wild rabbit feather, dan 10 bronze.
Matrix mengambil potion penambah stamina dan apel untuk menstabilkan kondisi tubuhnya. Setelah rasa lelah hilang, ia mulai kembali bertarung melawan wild rabbit.
"Baiklah. Ayo kita mulai!!"
Sedikit demi sedikit Matrix mulai paham bagaimana menghadapi wild rabbit tanpa mendapatkan damage yang besar. Pada awalnya ia membunuh satu monster dengan waktu yang lama, sampai akhirnya sekarang ia sudah bisa bisa mengalahkan wild rabbit dengan waktu yang singkat.
ID NAME : MATRIX
RAS : HUMAN
LEVEL : 10
HP [ 200/270 ]
MP [ 200/200 ]
EXP [ 200/1000 ]
NEEDS [ 300/1000 ]
STAT
STR : 23
INT : 10
VIT : 13
AGI : 14
DEX : 10
SKILL POINT : 70
"Baiklah, saatnya mengupdate stat ku."
STAT
STR : 40
INT : 17
VIT : 23
AGI : 24
DEX : 15
SKILL POINT : 20
"Sepertinya aku harus membeli senjata baru. Senjata ini sudah tidak bisa digunakan lagi."
Matrix mengambil sisa-sisa drop yang masih belum ia ambil. Semua makanan yang ia dapat sengaja di habiskan karena slot inventory yang sangat terbatas. Baru saja selesai mengambil drop, tiba-tiba ia mendapatkan sebuah pukulan yang keras dari arah belakang.
BUGGG
"AGHHHH." Tubuhnya terlempar cukup jauh setelah mendapatkan serangan dadakan dari belakangnya. HP Matrix seketika turun status hingga hampir menyentuh angka 50.
Rasa sakit menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. Mungkin rasanya sama seperti terjatuh dari kasur tingkat dua. Matrix berusaha dengan keras menstabilkan kondisi tubuhnya dan mencari sosok yang melakukan hal tersebut.
Terlihat dari jarak yang cukup dekat monster berukuran lebih dari 200 cm menjulang tinggi dihadapannya. Di atas tubuh monster itu terdapat tulisan "Special Wild Rabbit" berwarna merah.
Tanpa membuang waktu, Matrix menggunakan dodge untuk menghindar dari serangan pukulan kedua yang akan di berikan oleh monster tersebut.
"Sial! Potionku sudah tidak ada. Kekuatan senjataku pun sudah tersisa sedikit. Sepertinya Aku harus kabur sebelum monster itu kembali menyerang."
Matrix sudah bersiap untuk pergi dari monster itu. Akan tetapi monster itu bergerak selangkah lebih cepat. Pergerakannya bahkan 3 kali lebih cepat dari wild rabbit biasa. Matrix berusaha menghindar dari pukulannya, hingga terlihat sedikit celah untuk melakukan serangan balasan.
"Inilah saatnya."
Matrix merundukkan dirinya dengan cepat lalu bersiap untuk menyerang titik fatal monster itu. Belum sempat menyentuh bagian perutnya, Matrix sudah dikejutkan dengan pukulan telak tepat di bagian kepalanya yang mengakibatkan tubuhnya hancur berkeping keping.
Hancurnya tubuh Matrix membuat beberapa item dan uang yang ia dapatkan berjatuhan. Efek terburuk dari kematian di dalam game ialah, berkurang ya level dan hilangnya berapa item yang dimiliki.
Kesadarannya kembali setelah mengalami kematian. Matrix menggerakkan tubuhnya yang terasa sakit lalu kemudian membuka perangkat yang ia gunakan.
"Badanku sakit sekali." Keluhnya.
Tak hanya Matrix yang mengeluh dengan efek yang dirasakan, semua pemain beta test pun turut merasakan hal tersebut. Bahkan ada yang berteriak kesakitan dengan kondisi masih menggunakan perangkat di kepalanya yang artinya orang tersebut masih berada di dalam game.
"Apa anda baik-baik saja?" Tanya Pak Dendi.
"Badan dan kepala Saya terasa sangat sakit Pak. Apakah ini normal?"
"Sebentar, Saya akan panggilkan dokter untuk memeriksa keadaan anda."
Tim media mulai memeriksa kondisi keseluruhan tubuh Matrix. Efek yang ditimbulkan dari game tersebut ternyata lebih buruk dari perkiraan. Bahkan ada beberapa yang pingsan karena tidak kuat merasakan rasa sakitnya.
"Silahkan diminum obat ini sehabis makan dan segeralah istirahat." Ucap Dokter.
Matrix mengambil beberapa tablet obat yang di berikan oleh dokter. Tubuhnya sangat lemas untuk berjalan hingga ia butuh bantuan dari Pak Dendi untuk mengantarkannya ke kamar. Baru sehari melakukan beta test ia sudah merasakan sakit seperti ini, rasa takut seketika muncul menghantui pikirannya.
Keesokan paginya gedung tempat di adakannya beta test dipenuhi oleh wartawan dari berbagai media. Rupanya salah satu dari peserta beta test mengupload kondisi yang terjadi semalam. Posting tersebut sontak langsung menjadi trending topic di seluruh dunia.
Para perwakilan dari Perusahaan PreWorld terlihat sangat cemas menghadapi kondisi yang terjadi. Belum adanya tindakan dari pihak atas sehingga orang-orang yang ditugaskan untuk berjaga belum melakukan tindakan apapun untuk mendinginkan suasana.
Banyak kecaman yang didapatkan oleh Perusahaan, baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa investor mundur dari project tersebut, hal itu berdampak pada nilai saham dari Perusahaan Preworld.
"Perhatian untuk para peserta beta test harap untuk berkumpul di aula segera."
Mendengar pengumuman itu, Matrix langsung bergegas membersihkan dirinya dan berjalan menuju ke aula. Di sepanjang jalan ia melihat kondiri para pemain lainnya yang lebih buruk dari dirinya. Ada beberapa yang sampai menggunakan kursi roda karna tidak sanggup berjalan.
Setelah semua peserta berkumpul, masuklah beberapa orang dengan menggunakan setelan rapih berjalan menaiki podium.
"Saya selaku pimpinan dari project Infinity meminta maaf atas apa yang telah terjadi semalam. Karena project kami sangat membahayakan nyawa kalian. Oleh karena itu, perusahaan akan memberikan konpensasi dana sebesar Rp.25.000.000 dan asuransi kesehatan hingga kondiri kalian membaik. Mengingat kondisi yang tidak memungkinkan, Uji game Infinity akan di berhentikan hari ini. Silahkan kembali ke tempat masing-masing, biaya tranpotasi dan lainnya akan di berikan oleh penanggung jawab kalian masing-masing. Terimakasih." Setelah mengucapkan hal tersebut, pemimpin dari project Infinity menundukkan kepalanya kepada para peserta dan segera meninggalkan aula dengan tenang.