"Apa kau takut dengan gerakan anak kecil itu?" Pria berambut keperakan menatap Signor dengan tatapan mengejek. Sudut bibirnya terangkat tipis, tak disangka Signor mengadakan rapat hanya untuk hal konyol seperti ini.
Bahkan salah satu di antara mereka, baru saja menunda urusan bisnisnya di Jepang karena Signor mengatakan pertemuan itu sangat penting. Nyatanya dia hanya datang untuk hal yang sia-sia.
"Apa karena pertambahan usia, membuatmu tak yakin menang melawannya?" imbuh pria yang bernama Nadir.
Nadir, usianya saat ini menginjak 58 tahun, ia hidup jauh dari keramaian kota. Ia memutuskan hidup tenang, sementara bisnisnya dijalankan oleh putra semata wayangnya.
"Jangan menghubungi kami untuk hal yang tidak penting seperti ini." Nadir menatap dingin, Hakim pun menganggukan kepala.