Brak!
"FUCK"
Strom membanting laptopnya, ia tak tahan melihat video yang dikirim oleh seseorang tak dikenal itu.
"FUCK!" umpatnya berulang. Ia begitu murka, dan belum ada yang tahu, video apa yang dikirim pada pria itu.
'Apa yang harus kulalukan?' pikir Storm. Ia sibuk mencari keberadaan Kora yang sampai detik ini menghilang tanpa jejak. Dan sekarang, muncul masalah baru lagi.
Siapa yang akan dipilihnya?
Strom bingung dan penuh dilema.
"Panggil semua mantan anggota sekarang juga!" titah Strom kemudian. Dia tidak bisa memutuskan, dan lebih baik jika semua anggota mengetahui apa yang terjadi.
Sementara itu, di ruang tawanan, Amber terduduk dengan frustasi. Ia tak menyangka hidupnya akan berakhir dengan mengenaskan seperti ini. Cita-cita, mimpi dan bahkan harapannya sirna semua.
"Maafkan, ayah, Amber," ucap Thunder untuk yang ke sekian kali. Tak terhitung berapa kali, pria itu mengatakannya, tetapi bagi Amber, itu tak ada hubungannya dengan pria itu.