"Apa katamu?!" Hida memekik, tak percaya.
"Pantas saja dia marah karena itu," Ia lalu meneguk alkohol.
Kepala Hida menggeleng, kisah cinta apa yang telah terukir dalam kelompoknya? Sungguh, Hida tak bisa menebak apa yang direncanakan oleh Tuhan.
"Ternyata Hide yang pendiam bisa jatuh hati juga," tambah Hida.
Yang ia tahu, Hide, pria pendiam yang jarang berkomunikasi dengan rekan-rekannya. Hida bahkan hanya bisa melihat tembok besar mengelilingi Hide. Pria itu seakan hidup di dunianya sendiri, dan tak ingin ada yang masuk ke dalam dunianya. Dan ternyata 100 persen pemikirannya salah besar.
Hida tertawa pelan.
"Kau kenapa?" Joe bergidik mendengar tawa Hida. "Jangan bilang kalau kau punya perasaan terhadapku," candanya.
"Hahahaha!" Hida semakin terbahak. "Apa kau sudah gila?" Ia menatap Joe dengan tatapan rendah.
"Pria sepertimu?" sindirnya seakan-akan hal itu sangat mustahil.
Joe mendengkus. "Pria sepertiku? Apa maksudnya?" Joe tampak tak terima.