"Di mana dia? Di mana?" Wanita itu langsung mencecarnya dengan tanya setelah ia masuk ke dalam kamar.
"Katakan padaku! Kau berjanji akan membawanya kembali, tapi kenapa sampai sekarang dia tidak kembali? Kau tidak akan berbohong padaku, kan? Kau pasti akan membawanya kan?"
Lingkaran hitam di bawah mata wanita itu terlihat jelas dan begitu dalam. Entah sudah berapa hari wanita itu tidur larut.
Yang ia tahu, wanita yang selalu menunjukkan wajah angkuh dan arogan, itu kini terlihat sangat rapuh dan lemah.
Tak pernah dalam hidupnya, ia melihat wanita itu menangis. Namun semenjak kematian putranya, semua berubah.
"Maafkan aku," ucap Nadir. Ia menyentuh kedua pipi istrinya. "Maafkan aku." Ia sangat frustasi.
Bagaimana bisa ia membawa seseorang yang sudah meninggal? Ia tidak tahu caranya menghidupkan orang yang sudah pergi dan tidak ada yang bisa ia lakukan.