Pengasingan

Brak!

Storm menggerbak meja, ia sangat emosi.

"Apa yang kau pikirkan Malik? Kenapa kau melakukannya tanpa berdiskusi dengan kami lebih dulu?!" tandas Storm.

"Kau pikir kau bisa mengalahkan mereka dengan kekuatanmu saat ini?" Nada suara Storm terus meninggi.

Jika saja tak ada bantuan dari orang Sisilia itu, mungkin Malik dan kelompoknya tinggal nama saja. Apalagi musuh yang mereka lawan adalah Galico.

Malik menarik napas, ia tahu dia salah. Dan, keberuntungan saat ini masih berpihak padanya.

"Hans dan Hida baik-baik saja, beruntung Galico memutuskan pergi, karena muridnya dalam keadaan sekarat," tandas Storm.

Mereka diuntungkan karena peristiwa itu. Jika tidak, mungkin mereka kehilangan rekan-rekannya tersebut.

"Maafkan aku," ucap Malik.

Storm melipat kedua tangan di dada. Meski dikenal sebagai ahli strategi, tetapi ada kalanya Malik bersikap seperti anak-anak. Yang tidak memikirkan konsekuensi dari tindakannya.

"Ini tidak akan terjadi lagi," Malik menatap Storm.