JN_Ali

Hidup itu tak mudah, terlebih bagi gadis cantik Anna Laurent, yang memiliki tubuh bak gitar spanyol. Ia sering mendapat tawaran one-night stand, tetapi Anna bertahan dari godaan semacam itu. Ia hanya gadis biasa yang mengidamkan kisah cinta seperti orang normal.
Sampai suatu ketika, salah satu customer yang cukup gila, memiliki niat buruk padanya.
Customer itu mencegatnya, beruntungnya Anna ditolong oleh seorang pria tua.
Bak jatuh ketimpa tangga pula, pria tua itu meminta imbalan atas pertolongan yang diberikan, yaitu dengan pernikahan.
"Maaf, saya harus memberitahu ibu saya lebih dulu. Saya tidak bisa menjawabnya."
Alih-alih menolak pria itu, di hari di mana pria tua akan menjemputnya, ternyata ia menikah bukan dengan pria itu. Melainkan dengan sosok pria tampan yang disegani seluruh kota.
Malik Adam, bukan sekedar introvert biasa. Bukan sekedar jutawan biasa. Ia tumbuh sebagai anjing pemerintahan. Ia bertugas melindungi negara dari balik bayangan. Ia sempurna, tetapi ada satu kekurangan yang dimilikinya. Malik tidak mengenal cinta dan terlalu dingin.
Bagaimana kisah antara wanita cantik dengan pria dingin yang lebih memikirkan pekerjaan dari pada urusan hatinya itu?

Anna and The Beast

Hazar melirik Alexxis sekilas. Pemuda itu mengangguk. 


Hazar tak yakin jika Malik melawan Nadir. Bagaimana bisa anak itu tahu bahwa semua penderitaan keluarganya dibuat oleh pria itu? 


Hazar juga tak yakin kalau Malik telah membunuh satu per satu anggota Segitiga Emas. 


Jangankan membunuh, melawan saja, Hazar tak bisa memercayainya. Itu terlalu mustahil. 


"Tuan Besar tidak perlu khawatir, Tuan Pedro dan Tuan Santo sudah bergerak lebih dulu," lontar Alexxis.


Pergerakan keduanya memang dilakukan secara rahasia. Tak ada satu pun yang memberitahu, karena kondisi Hazar saat ini tengah tidak baik. 


"Anak-anak itu...." Sorot mata Hazar memerah emosi. "Bagaimana bisa mereka bergerak tanpa berdiskusi denganku lebih dulu!"


Pedro tiba-tiba bersin. Ia mengusap hidungnya yang sedikit gatal. 


"Apa Tuan sakit?" Santo melirik sekilas. 


Dia Tidak Menanggung Dosa Siapa Pun!