Philip dan yang lain saling pandang. Kedatangan pria itu tentu sangat mencurigakan. Mereka tidak bisa memercayai siapa pun, dan bagaimana jika dia adalah orang suruhan musuh?
"Tuan tidak perlu khawatir, saya bukan musuh tuan-tuan sekalian. Malah saya memiliki tujuan yang sama dengan tuan-tuan, tugas saya adalah membawa tuan Malik dengan selamat."
*
Delilah duduk santai di kursi goyangnya yang ada di teras depan, dengan cemilan kacang kering, secangkir kopi dan rokok, ia menatap pemandangan yang masih sangat asri.
"Tuan harus pergi!" Delilah muda berteriak pada majikannya.
"Tidak-tidak." Pria itu menolak, ia mendorong tubuh Delilah pelan. "Ini kunci rumahku, Delilah. Maaf aku tidak bisa pergi bersamamu," Pria itu kembali ke rumah yang sebagiannya telah terbakar.
Delilah membelalak, ia dilema. Apakah ia harus menyusul tuannya atau tidak?
"Jangan khawatir Delilah." Rekan wanita itu menepuk pundak Delilah, "biar kami yang membantu Tuan. Kau pergilah dari sini."