Brak!
"Di mana kau Nadir?! Keluarlah, keluarlah kau berengsek!" Malik mengedarkan pandang, namun tak ada siapa pun di dalam ruangan itu.
"A-aku tidak berbohong, ini memang ruangan tuan besar." Pria itu mengangkat kedua tangannya, berusaha melindungi diri dari amukan Malik.
Pemuda itu gila!
Ya sangat gila, sepanjang perjalanan, pemuda itu hanya membunuh dan membunuh. Ia membantai semua orang yang ada di gedung itu, dan bisa jadi, setelah ini, pemuda itu akan menghabisi dirinya.
"Sialan!" Malik terengah-engah.
Prang-prang! Ia melemar semua benda yang ada di ruangan itu.
Nadir pasti sudah kabur!
"Sialan-sialan!" peliknya keras.
Alarm tanda akan bahaya berbunyi memekakkan telinga.
"Sial! Aku harus segera membunuhnya!" Malik masih termakan oleh emosi.
"Tu-tuan, kita harus segera pergi dari sini!" Pria itu melangkah maju, tampak khawatir dengan tanda peringatan itu.