Viola menarik kuat-kuat tangan kedua petinggi di perusahaan ini hingga ia sampai di ruangan Richard. Tanpa aba-aba, Viola lalu melepas tautan tangan kedua pria itu dengan keras, hingga Richard dan William ternganga dibuatnya.
“Sayang, kenapa kamu memanggilnya Rich? Sedekat itukah kamu dengan dia, Sayang?” protes William tak terima.
Richard melotot kesal pada William. Kenapa sahabatnya ini begitu bebal.
“Sudah gue bilang dia pacar gue, kenapa lo ga ngerti juga, sih?” semprot Richard geram.
Viola menarik nafas lelah. Ia capek dengan tingkah dua laki-laki di depannya. Ia ke perusahaan ini ingin bekerja. Sungguh ia jadi muak kalau lama-lama begini.
“Pak William, berhentilah memanggilku sayang! Aku bukan kekasihmu,” pinta Viola serius.
“Kamu panggil dia Rich, kenapa panggil aku Bapak? Ini nggak adil, Sayang,” protes William lagi.
“Jadi Bapak mau dipanggil apa? Willy?” tawar Vio cepat.