bab 5. apa yang harus dilakukan

Saking syoknya Eden sampai pingsan.

"Ehh..Eden..Eden.." ucap Rani yang langsung menangkap Eden yang sedang duduk tiba tiba pingsan dihadapannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mata Eden tampak bengkak karena habis menangis, bahkan muka Eden tampak pucat parah.

Eden terbangun dari sofa.

"Astaga apa yang terjadi dengan ku, aku benar benar kacau"

"Eh selimut? Apa kak Rani menyelimuti ku saat aku pingsan"

"Ahhh kenapa aku pingsan dan nangis didepan kakak, malu banget" Batin Eden.

Muka Eden kembali memerah karena malu

"Ah Kak Rani ada dimana ya?"

Eden beranjak dari sofa dan mencari Rani. Terdengar suara dari dapur.

"Kakak ngapain?" Tanya Eden memasuki dapur.

"Ah Eden aku sedang memasak, kau duduklah dulu"

Lantas Eden langsung duduk di kursi makan.

Dengan tampang berantakan dan mata yang bengkak. Eden mengamati Rani yang sedari tadi memasak.

Setelah beberapa menit masakan Rani pun jadi

"Ini dia nasi goreng sudah jadi" ucap Rani sambil membawa dua piring nasi goreng.

Dengan tampak senang Rani memberikan nasi goreng buatannya ke Eden.

"Ini untukmu dan ini untukku" ucap Rani memberikan nasi goreng buatannya ke Eden .

"Selamat makan" ucap Rani tampak senang.

Eden memandang nasi goreng buatan Rani. Eden menunduk dan mulai menangis lagi.

"Ehhh.. Eden jangan menangis lagi, kumohon" ucap Rani dan memegang tangan Eden.

"Mengerti, jika selesai makan akan kuberitahu kabar baik yang kudapat kan" ucap Rani berusaha menghibur Eden.

"Kabar baik?" Tanya Eden habis menangis.

"Iya tapi kamu harus makan dulu ya " ucap Rani dengan sabar.

Eden mengangguk mengerti dan lanjut memakan masakan buatan Rani.

"Gimana rasanya Eden?" Tanya Rani antusias.

*Snifff... "Rasanya enak, cuma asin" ucap Eden usil.

"Ashhh kau ini, kan karena kamu nangis di nasi gorengnya jadi asin" ucap Rani kesal.

"Hahahaha" tawa Eden.

Karena Eden tertawa, Rani pun ikut tertawa.

Setelah selesai makan.

Rani memberi tahu kabar baik yang ia dapatkan ke Eden.

"Eden aku tau cara menggugurkan bayi ini"

...

"Menggugurkan bayi yang ada di kandungan kakak?" Tanya eden dengan nada bingung.

"Iya aku tau Eden!! Ini bakal bagus banget". Ucap Rani dengan senang

Eden merasa tidak senang dengan keputusan Rani. Tapi juga ia merasa bimbang dengan perasaannya.

"Di Surabaya ini ada rumah sakit aborsi, jika kita mengaborsi nya sebelum janin ini berkembang akan lebih mudah dan tentu saja harganya tidak akan semahal saat sudah terbentuk"

"Diaborsi? Apa berarti bayinya bakal dibunuh" ucap Eden dengan nada murung.

Rani bisa merasakan kalau Eden ragu ragu dan tampak tak setuju, Rani berpikir mungkin saja ia takut Rani bakal kenapa napa jika melakukan aborsi atau memikirkan hal lain

"Eden"

Tangan Rani menggenggam tangan Eden dengan erat.

"Jika kita mengaborsi nya sekarang tidak ada yang tau nanti, entah itu dari keluarga kita, teman, maupun orang lain. Bukankah ini pilihan yang paling tepat. Lagipula Eden jika kita membiarkan bayi ini terlahir yang ada kita tambah susah. Seperti dicemooh, dibenci keluarga kita sendiri, dijauhi teman teman kita, dikeluarkan dari sekolah hanya karena satu kesalahan ini, atau  yang lebih buruk masa depan kita berdua hancur Eden hanya karena makhluk ini"

"Kumohon mengerti lah Eden"

"Ah apa mungkin kau takut aku meminta pertanggungjawaban mu Eden? Tidak Eden, aku tidak akan memaksa mu bertanggung jawab"

"Aku bukan wanita yang habis bercinta dengan kekasihnya. Lalu meminta pertanggungjawaban hanya karena hamil, mendobrak sana sini, lalu merasa tidak adil padahal saling menikmati tapi hanya karena seorang bayi tiba tiba datang manghancurkan hubungan mereka dan merusak masa depan bayi itu sendiri"

" Eden, aku hanya memintamu bersama sama kita menggugurkan bayi ini saja sebelum lahir, kalau kita aborsi dari sekarang resiko kegagalannya lebih kecil, dan juga kau tidak perlu memaksa dirimu jadi seorang ayah, aku tidak perlu menjadi seorang ibu, kita bisa kembali ke aktivitas masing masing tanpa perlu takut lagi, anggap saja bayi yang ada dikandungan ini hanya mimpi buruk semata"

"Ok, jadi kamu tak perlu khawatir" ucap Rani menenangkan Eden.

Eden mengangguk dengan keputusan Rani.

"Jika sudah setuju kita akan konsultasi besok"

"Ya kak" balas Eden yang berusaha tegar.

.

.

.

.

.

.

Hari mulai sedikit mendung. Saat Rani sedang menonton TV sambil belajar buku kedokteran nya.

Eden mengambil kunci motor.

"Kak Rani aku keluar sebentar ya"

Ucap Eden keluar rumah

"Eden kamu mau pergi kemana?" Tanya Rani langsung mengikuti Eden.

"Cuma bentar kok lagipula aku ingin berkunjung ke rumah teman ku" ucap eden dengan santai.

"Eden kau tau ini hanya rahasia kita berdua jangan diceritakan ke siapa pun" ucap Rani memperingatkan Eden.

"Iya kak aku tau, aku hanya ingin mampir doang sambil main game"

"Di mendung begini?"

"Aku tadi udah liat ramalan cuaca. Hari ini cuma mendung doang kok, nanti aku pulang deh"

"Baiklah"

Ucap Rani yang akhirnya mengizinkan.

Eden menyalakan motor nya, pergi menjauhi daerah rumahnya.

Saat memasuki jalan raya. Dipinggir jalan ada toko bunga buka.

Eden mampir dan membeli satu tangkai mawar.

Setelah membelinya, Eden melanjutkan perjalanan.

Melewati alun alun kota.

Setelah beberapa menit, Eden sudah sampai di depan pintu  gerbang makam.

Dengan membawa setangkai mawar Eden memasuki area makam.

Di makam cukup sepi dan tidak ada siapa siapa kecuali penjaga gerbang makam yang ada di depan tadi.

Mungkin karena mendung jadi tidak ada yang berziarah kecuali Eden.

Setelah melewati beberapa batu nisan.

Eden sampai di depan makam kedua orangtuanya.

"Ayah ibu aku datang" ucap Eden berdiri di depan makam kedua orangtuanya.

Satu nisan untuk dua orang. Di batu nisan tertulis nama kedua orangtuanya.

Semua itu karena ada alasanya, dulu waktu Eden masih kecil. Orang tua eden mengalami kecelakaan di pesawat. Saat itu banyak berita yang mengungkapkan kalau terjadi masalah teknis di pesawat,  pilot yang Bunuh diri, atau terjadi pembajakan di dalam pesawat. Kasus ini sangat rumit dan heboh waktu itu karena tidak adanya barang bukti dan diketahui jika black box yang biasa ada di pesawat ternyata sudah ikut meledak terlempar jauh hingga menjadi puing puing. Sementara pesawat terbelah menjadi dua bagian dan tenggelam di samudera. Bagian kepala pesawat tenggelam sangat dalam hingga tidak bisa digapai oleh mesin mesin penyelamat. Sementara bagian ekor berhasil diangkut karena tersangkut di antara dua jurang laut.

Semua penumpang tewas termasuk orang tua eden. Banyak tubuh para korban yang hancur. Sementara orangtua Eden hanya ditemukan kedua tangan laki laki dan perempuan yang saling bergandengan. Sementara tubuh, kepala, kaki, dan bagian tangan kiri dan kanan mereka menghilang.

Karena hanya tangan. Maka makam orang tua eden di peti dan disatukan kedalam satu liang lahat.

Kembali ke Eden.

Eden meletakkan bunga yang baru ia beli ke atas makam.

Eden duduk di depan makam.

"Maaf aku baru berkunjung, ayah ibu gimana kabar kalian? Apa disana baik baik saja? Kuharap begitu. Disini juga baik baik saja kok, Tante sekarang di Inggris bersama nenek dan paman. Paman sekarang lagi kuliah dan bentar lagi ngurus skripsi. Aku juga bentar lagi lulus"

"Rumah peninggalan kalian juga tetap ada sekarang tapi tidak waktu yang lama. Setelah lulus SMA aku berniat pergi ke Inggris juga ikut Tante kuliah disana juga. Tante bilang rumah itu sudah menjadi hak ku, aku bebas memutuskan apa harus dijual atau tetap dipertahankan. Aku memutuskan untuk menjualnya, maafkan aku ya"

"Ayah ibu banyak hal yang terjadi tanpa kalian, sekarang aku memiliki seorang kekasih yang aku cintai, aku tak perlu sedih lagi karena kesepian tanpa kalian".

Tiba tiba wajah Eden tampak murung

"Ayah ibu aku mencintai nya, benar benar mencintai nya"

.

.

.

"Aku melakukan kesalahan yang fatal"

"Aku menodainya ayah ibu, aku gagal menjadi laki laki yang baik, aku gagal melindungi dan menjaganya" mata Eden mulai berkaca kaca.

"Sekarang dia mengandung anakku"

"Apa yang harus kulakukan sekarang ayah ibu" Eden mulai menangis

Diikuti hujan yang mulai turun membasahi tubuh Eden.

"Hiks, aku tak tau apa yang harus kulakukan aku tak mau menjadi laki laki yang tak bertanggungjawab dan meninggalkan pacarnya begitu saja"

"Apa yang harus kuputuskan?"

Eden terus menangis tanpa henti dalam sendiri di tengah derasnya hujan.

Setelah beberapa lama Eden bangkit.

"Maaf ayah ibu aku datang malah menambah kekhawatiran kalian. Maaf putra bodohmu ini, aku pamit dulu ya Ayah ibu".

Eden pergi meninggalkan makam orang tuanya.

Hujan semakin deras.

Tak berselang lama, akhirnya Eden samping di depan rumah.

Ia memasuki rumah dengan pintu yang tak dikunci.

"Eden!!!" Teriak Rani berlari mendekati Eden.

"Astaga Eden kau dari mana saja !! Aku khawatir kamu kenapa napa!!telepon ditinggal, lalu pulang saat hujan deras!!"

Ucap Rani dengan marah.

"Maaf kak aku membuatmu khawatir"

"Ya, kau sangat membuat ku khawatir . Kemana saja kau!" Tanya Rani marah dan mata berkaca-kaca.

"Aku mengunjungi makam orangtuaku sebentar"

"Dasar sialan kau Eden" ucap Rani dan memukul mukul tubuh Eden yang basah kuyup.

"Aduh aduh kak maaf deh.."

Rani berhenti memukul dan mengambilkan Eden sebuah handuk.

"Ini handuk, lalu cepat mandi dengan air hangat biar enggak pilek". Ucap Rani lebih tenang.

"Baik kak" balas Eden merasa lebih baik.

Setelah mandi dan ganti baju, Eden pergi ke dapur.

Di dapur Eden menyiapkan beberapa bahan yang akan ia masak.

Setelah beberapa lama, masakan buatan Eden pun sudah jadi.

Eden memanggil Rani yang ada di depan tv. "Kak ayo makan dulu" ucap Eden santai.

"Ok" balas Rani senang.

Diatas meja makan terdapat nasi hangat yang pulen.

Lauknya ada tumis kangkung, telur dadar dengan irisan bawang, dan bulgogi.

"Waahhh masakannya banyak banget" ucap Rani mulai ngiler.

Ia langsung duduk di atas kursi dengan semangat.

"Hahaha kakak bisa saja, ayo kita makan"

Rani memakan semua masakan Eden dengan semangat. Eden senang melihat nya.

Setelah makan, Rani bertanya ke Eden. "Eden kapan Tante mu datang?"

"Tante ku enggak akan datang kok, soalnya sekarang beliau bekerja di Inggris bersama nenek mengurus perusahaan yang ada di Inggris sana"

"Kamu punya perusahaan Eden"

"Enggak sih kan itu punya nenek ku"

"Hahaha itu maksudku"

"Emang itu perusahaan apa Eden?" Tanya Rani penasaran.

"Itu perushaan kosmetik".

"Dulu ayahku juga ikut ngurus tapi sekarang digantikan tanteku"

"OOO, lalu kalau tantemu enggak kesini kamu bakal sendirian dong disini".

"Iya, tapi cuma setahun kok. Setelah lulus aku bakal ikut ke Inggris juga, sekalian kuliah disana".

"Pantes dirumah mu enggak ada pembantu, lalu bagaimana dengan nasib rumah ini?" Tanya Rani penasaran.

"Rumah ini bakal dijual, soalnya aku mungkin bakal menetap di Inggris"

"Oooo".

Setelah beberapa lama mereka berbincang, hari mulai malam.

Eden mengajak Rani ke salah satu kamar tamu yang kosong.

"Makasih Eden, dan selamat malam ya"

"Selamat malam juga kakak"

Eden pun menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.

Sementara itu Rani.

"Dijual ya hemmm, berarti sebentar lagi aku akan berpisah dengan Eden. Mungkin hari ini bakal hari terakhir ku di sini"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung ♥️