Selamat Jalan Dirga

Dirga sudah diperbolehkan kembali ke rumah, namun fisiknya masih belum ada perkembangan. Dia hanya menghabiskan hari-harinya di tempat tidur. Sementara Eliza sudah mulai mengalami kontraksi, Eliza tidak mampu lagi merawat Dirga secara intesif karena menahan kontraksi kadang datang kadang pergi.

Semua orang sedang berkumpul di rumah, termasuk Karin dan kedua orang tuanya.

"El, kamu gak ada niat buat abadikan proses lahiran kamu nanti?" celetuk Ibu Susi.

"Enggak deh Mah …."

"Kenapa? Kan itu jadi kenang-kenangan buat kamu. Anaknya tetangga kita itu, mereka rekam loh proses lahirannya. Kemarin Mamah lihat, bagus … kalau kamu mau biar Mamah minta nomor kontak si videographernya," ujar Ibu Susi bersemangat.

"Bukde … idenya kekinian banget sih," sindir Karin.

"Harus dong Rin … kita harus menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman."

"Dan juga dengan isi dompet, iya kan Bukde?"

Ibu Susi sontak terdiam, Eliza menahan tawanya melihat raut wajah mertunya yang tidak bisa berkata-kata lagi.