Malam itu Eric di sidang olek kedua orang tuanya dan Mia. Sementara Mutia tidak mau ikut, dengan alasan dia mau menemani anaknya tidur. Wajah Eric tertunduk lesu, dia tahu kalau dia salah dalam hal ini. Dia juga tidak punya sesuatu hal untuk membela dirinya. Dari segi apapun, dia tetap bersalah.
"Eric …." Bapak Eric memulai percakapan. Semua menatap Eric. "Sebenarnya ada apa sih? Kenapa ada hal seperti ini? Kenapa kamu ingin menceraikan Mutia. Ada apa diantara kalian? Apa ada masalah?"
"Mutia tidak salah Pah," sahut Eric.
"Kalau dia tidak salah, lantas kenapa kamu berniat untuk menceraikan dia?"
"Aku pun gak tahu Pah."
"Jawaban apa itu? Kamu jangan bertele-tele … katakan saja apa yang ada di pikiranmu."
"Aku tidak bisa membuka hati untuk Mutia Pah. Aku sudah coba, tapi selalu gagal. Perasaanku tetap saja hambar."
"Oh ya? Tapi kata Mia sebulan terakhir ini kamu dekat sekali dengan Mutia. Iya kan Mia?"