Endru menurunkan tubuh Eliza, kemudian dia membelai lembut wajah Eliza. Tangan itu mulai menyusuri wajah Eliza hingga bibir merah Eliza. Sentuhan tangan Endru pada bibir, membuat sesatu bergejolak di dalam tubuh Eliza. Endru juga demikian, dia tidak sanggup lagi menahan gejolak yang ada. Dia mendekatkan bibirnya pada bibir Eliza. Dia mulai melumat, mengulum dan menggigit lembur bibir Eliza. Eliza juga memberikan balasan yang sama.
Mata mereka terpejam menyalurkan segala hasrat yang tertahan. Tangan Eliza yang masih ada di leher Endru, perlahan meremas rambut Endru. Ciuman mereka semakin panas dan semakin menuntut lebih. Endru sudah tidak sabar lagi membendung semuanya, dengan cepat ia melucuti pakaian Eliza hingga hanya tersisa pakaian dalamnya saja.
Endru meliaht tubuh indah Eliza dengan penuh nafsu, dia menelan salivanya membayangkan tiap inci tubuh Eliza. Endru mendekati Eliza dan menariknya duduk di tempat tidur. Endru tidak tahan melihat tubuh Eliza yang terus menggodanya.