Sudah dua jam belum juga mataku terpejam, dering ponsel yang kunanti tak kunjung menemui. Bagaimana kiranya suatu hal terjadi lagi dalam hidupku, ada pautannya dengan kejadian tadi sore. Tubuh tak bernyawa rundungan dari pasukan lelaki tinggi, bersimbah darah, digantung, dan ditinggalkan sendiri di tiang keranjang basket. Jiwanya pasti sedang kedinginan sambil merintih-rintih meminta pengampunan agar dikembalikan ke dunia. Untuk bertemu dengan orang-orang tersayang, untuk kembali pada keseharian dan bersenang-senang sebelum nyawa melayang di tangan orang-orang garang. Mataku terpejam sendiri, membayangkan betapa tersayatnya jiwa si mayat tadi menghilang dengan cara mengenaskan. Coba katakan padaku, dosa atau kebaikan sebesar apa yang membuat manusia disiksa dengan cara kejam, dihabisi tidak wajar, dan digantung tanpa sadar.