Graduate

"Semua hal yang terjadi di Dunia ini adalah atas sebuah pilihan, dari itu semua akan timbul sebab dan akibat." tulis Tania pada buku diarynya. Hari ini tepat dua tahun setengah akhirnya Tania lulus dengan predikat cumlaude setelah bekerja keras dengan segala macam drama yang ada.

Tania benar-benar bersyukur. Papa dan juga tante Sarah datang di acara kelulusan. Sementara Marco dan Viera sudah menyiapkan little party bersama Rebecca dan juga Arga. Meskipun Arga sendiri memiliki kejutan tersendiri, tapi Arga masih menyimpan rapat-rapat membuat Tania penasaran.

Acara party dimulai. Marco menyewa sebuah lounge, ketika semua sudah berkumpul pesta pun dimulai, semua menikmati pestanya tidak terkecuali Tania si pemilik acara yang sedari tadi asyik menikmati musik yang diputar oleh pihak hotel. Beberapa minuman dan makanan sudah tersaji dengan harga fantastis tentunya.

Rebecca memberikan sebuah kado berupa jam tangan salah satu merek asal Swiss yaitu Patek Philippe Ladies Complicated Watch berwarna putih dengan aksen angka Romawi, dilangsir dari beberapa artikel bahwasanya harganya cukup fantastis. Senilai 900 juta rupiah dalam mata uang Indonesia. Bukan tanpa alasan, Rebecca sudah menganggap jika Tania adalah adiknya sendiri. Dan mengetahui jika Tania membawa sisi baik untuk kehidupan Arga sehingga Rebecca tidak menghiraukan seberapa besar jumlah nominal yang ia keluarkan. Tania begitu terkejut, bukan saja dirinya melainkan semua yang berada disana ikut terkejut melihat jam tangan itu. Tak terkecuali Arga yang sama sekali tidak menduga jika kakaknya memberikan hadiah itu.

"Ini sangat mahal Rebecca," ucap Tania merasa tidak enak menerima pemberiannya.

"No worry darling." Balas Rebecca sambil memeluk Tania.

Sementara Viera memberikan sebuah dari salah satu brand terkenal yaitu tas Louis Vuitton. Marco sendiri memberikan sebuah sepatu sneaker merk Puma. Semua sudah memberikan hadiah mereka masing-masing kepada Tania, tinggal Arga yang belum.

"Mana kadonya?" tanya Viera menggoda.

"Em ...." jawab Arga canggung.

"I know, kamu pasti lupa beli, kan?" ucap Rebecca tiba-tiba menebak kebiasaan adiknya itu yang sedikit pelupa.

Tania tersenyum setelah mendengar pembicaraan mereka. Tak ingin Arga menjadi tidak enak pada dirinya ia pun berkata, "Sudah tidak apa-apa Arga, santai saja. Aku juga nggak berharap kalian semua kasih hadiah seperti ini. Dengan adanya kalian semua disini aku sudah bahagia." Terang Tania dengan tulus.

"Dah terima kasih atas perhatian kalian semua." Imbuhnya lagi.

Tiba-tiba Arga mengeluarkan sebuah kotak kecil dalam saku jas nya. Sebuah kotak berwarna hitam.

"Nih, buat kamu." Arga menyodorkan kotak hitam kecil itu kepada Tania, sontak membuat semuanya mulai diam penasaran meskipun mereka sudah bisa menebak jika di dalam kotak itu adalah sebuah benda berharga.

Tania melihat ke arah Arga dengan tidak percaya, pasalnya ia baru saja mengatakan bahwasanya ia tidak masalah jika Arga tidak memberinya hadiah. Tapi kini Arga telah memberinya sebuah hadiah.

"Terimakasih, harusnya kamu nggak perlu repot-repot Arga. Aku sudah senang kamu selalu ada buat aku selama ini." ucap Tania seraya menerima pemberian Arga

"Sudah, buka aja!" jawab Arga seolah mengisyaratkan agar Tania segera membuka nya.

Tania lalu membuka kotak hitam itu pelan-pelan, dan betapa terkejutnya Tania mendapati sebuah kalung liontin berbentuk hati bertahtakan berlian di seluruh bagian love itu. Sangat indah dan membuat semua orang terkejut, tak terkecuali Rebecca. Kalung berlian yang sengaja Arga persiapan tiga bulan sebelum acara graduate Tania yang sengaja ia pesan dari salah satu toko perhiasan terkenal di London.

"Amazing!" kata Vania ikut terkejut.

"Ini cantik banget, Arga! Kamu nggak salah, kan ngasih aku hadiah ini?" tanya Tania masih tidak percaya.

"Enggak, Tan. Aku memang sudah persiapkan ini buat kamu, semoga kamu suka dan mau memakainya." Terang Arga sedikit malu karena banyak orang meskipun orang itu sudah sering ia temui.

Tania hanya bisa berkaca-kaca tanpa bisa berkata apapun.

Sedangkan Marco, Viera dan juga Rebecca seolah mengerti arti pemberian Arga pada Tania. Dan tiba-tiba Arga memegang kedua tangan Tania.

"Di depan semua orang yang ads disini, di depan orang yang selalu ada buat kamu selama ini, aku ingin bilang bahwa aku sayang sama kamu dan aku mau hubungan kita bukan hanya sekedar sahabat, tapi lebih dari itu. Aku mau kamu jadi bagian dari hidup aku begitu sebaliknya."

Kalimat Arga barusan membuat semua orang terpana kaget. Mereka tidak menyangka jika Arga begitu gantle menyatakan perasaannya kepada Tania di depan mereka. Sontak saja Tania justru lebih terkejut lagi.

"Gimana, Tan? Kamu mau apa nggak jadi bagian dari hidup aku. Aku sudah tahu kamu, kamu juga sudah banyak mengenal aku selama ini, aku rasa itu cukup untuk membuat kamu bisa terima aku di hidup kamu." Imbuh Arga lagi penuh harap.

Beberapa saat suasana hening ....

"Aku akan menerima apapun keputusan yang kamu pilih." Arga kembali mengutarakan isi hatinya. Sementara Tania terpaku dengan air mata yang terus keluar dari matanya.

Dan sesaat kemudian Tania memeluk Arga di depan semua orang. Arga bingung mengartikan pelukan Tania, begitu pula dengan semuanya.

"Ini artinya apa?" tanya Arga memastikan.

"Bodoh banget sih! Ini artinya a-aku terima kamu, lah." Jelas Tania sambil sesenggukan.

Semua orang bertepuk tangan dan terharu melihat mereka berdua. Finally akhirnya setelah sekian lama menunggu moment yang tepat, baru kali ini Arga berani menyatakan perasaannya kepada Tania. Rebecca memeluk Arga dan kemudian memeluk Tania.

Marco dan Viera juga turut bahagia, mereka juga bergantian memeluk memberi selamat kepada keduanya.

"Bro, ingat ya! Kalau sampai Tania nangis gara-gara kamu, jangan lupa ada aku yang akan siap buat gebukin kamu, ingat itu!" seru Marco memperingatkan.

"Siap, Bos! Tapi makasih banyak kamu sudah menjadi orang yang selalu ada buat Tania, kamu juga Viera, terimakasih."

Semuanya kini tertawa bahagia. Pada akhirnya, acara malam ini adalah bukan hanya sekedar acara kelulusan Tania, tapi juga sekaligus merayakan hari jadian antara Tania dan Arga.

***

Keesokan harinya,

Tania bangun dari tempat tidur dengan wajah berseri-seri, dirinya beberapa kali tersenyum sendiri setelah mengingat kembali momen semalam saat Arga menyatakan perasaannya secara langsung di depan semua orang. Tangannya meraih sebuah kalung yang terpasang cantik di lehernya. Ia terus memandangi liontin berbentuk hati itu dan kemudian menciumnya. Serasa seperti mimpi! Bagaimana tidak, Arga dan Tania sudah cukup lama bersama tapi saling menjaga gengsi untuk menyatakan perasaan. Terlebih Tania yang sudah pernah merasakan patah hati cukup takut dengan perasaannya, tapi pada akhirnya keduanya kini bersatu.

Tiba-tiba Tania mendapati pesan singkat dari Arga yang sekarang resmi menjadi kekasihnya.

[Good morning, sayang. Sudah bangun?]

Tania senyum senyum sendiri membaca pesan dari Arga. Lalu kemudian membalas pesannya.

[Good morning juga sayang....] balasnya.

Tania kembali tersenyum malu sendiri.

[Asik ... ternyata aku nggak lagi mimpi kalau sekarang kita udah resmi pacaran, bukan lagi sebagai teman, sahabat dan partner kerja saja!] seru Arga di pesan itu menunjukkan ekspresi hatinya lewat emoticon.

[Hmm ... mau aku batalin, nih statusnya?] goda Tania.

[Ya jangan, dong! Aku justru maunya semakin cepat merubah status kita sebagai suami istri.] tutur Arga.

[Gila! Baru juga semalam jadian udah ngebet nikah!]

[Daripada kamu berubah pikiran!] seru Arga menggoda.

[Hahaha ....] balas Tania hanya tertawa.

[Sudah bercandanya. Kamu siap-siap aku mau ajak kamu jalan untuk merayakan satu hari jadian kita.]

[Mau kemana? Aku sibuk!]

[Keep dulu demi pacar.]

[Baiklah.]

Setelah percakapan cukup panjang melalui pesan WhatsApp, Tania segera mandi dan bersiap diri karena sang pujaan hati akan segera menjemput dirinya.