Memancing Emosi Lawan

Pendekar Naga Putih tersenyum dingin. Lebih dingin daripada sebelumnya.

"Kalau belum dicoba, bagaimana mungkin kau bisa menilai kemampuanku?"

"Hahaha, rupanya anak muda sekarang memang tidak kenal jera. Padahal dulu sudah tebrukti kalau kemampuanmu memang sangat rendah. Dibantu oleh beberapa biksu saja, kau belum bisa mengalahkan kami. Apalagi sekarang, kau hanya seorang diri?"

Si Tua Jari Setan tertawa terkekeh. Suara tawanya sangat menyeramkan. Benar-benar mirip seperti suara tawa setan.

Bulu kuduk tujuh orang yang sudah awal ada di sana juga merasa berdiri ketika mendengar suara tawa tersebut.

"Hehehe," Zhang Yi tersenyum menyeringai. "Itu dulu. Kalau kemampuanku rendah, bagaimana mungkin aku masih bisa hidup sampai saat ini?" jawab pemuda serba putih itu.

Ucapan itu sepertinya berhasil membuat dua tokoh sesat itu terpaku di tempatnya masing-masing.

Kalau diingat kembali, apa yang dikatakan olehnya memang benar.