Satu Jurus, Satu Nyawa

Halaman depan markas cabang Organisasi Macan Kumbang sudah sepi lenggang. Tidak ada orang lain lagi, kecuali hanya Zhang Yi sendiri.

Walaupun dia sudah membunuh cukup banyak anggota, tapi nyatanya, hawa pembunuhan yang keluar dari tubuhnya belum juga reda. Malah semakin bertambah pekat lagi.

Bukan cuma itu saja, hawa amarah yang terdapat di dalam tubuhnya juga masih menggelora. Tidak kurang sedikit pun meski dia sudah banyak membunuh musuhnya.

Tengah malam tengah tiba. Gumpalan awan hitam mulai menutupi rembulan yang hanya separuh itu. Bintang-bintang sudah lenyap dari pandangan mata.

Malam yang sudah gelap, sekarang semakin gelap lagi. Rasa dingin mulai menusuk tulang belulang. Semilir angin pegunungan, berhembus membawa bau amis darah yang merembes keluar dari para anggota itu.

Pendekar Naga Putih masih berdiri di tempatnya semula. Dia belum beranjak pergi dari sana. Sepasang matanya yang sangat tajam itu, menyapu pandang ke seluruh area sekitar markas.