Selendang Surga Pemutus Arwah

"Siapa yang ingin bertarung melawanku lebih dulu?" tanya Dewi Sutera Merah seraya memandang tajam ke arah sepuluh pendekar kelas satu.

Mereka saling saling satu sama lain. Di antara orang-orang tersebut, tidak ada yang berani menjawab. Juga tidak ada yang berani maju lebih dulu.

Tentu saja, sebab siapa pun yang pertama melangkah maju, niscaya orang itu pula yang bakal tewas pertama kali.

Di dunia ini, memangnya siapa yang ingin cepat mati?

Rasanya, siapa pun tidak ada yang ingin cepat mati. Kecuali hanya mereka saja yang sudah benar-benar bosan hidup.

Datuk Dunia Persilatan itu masih menunggu. Ia belum bicara lagi. Tapi setelah sekian waktu terlewati, lama-lama kesabarannya pun mulai habis. Ia sudah tidak sabar lagi ingin segera menghajar sepuluh orang tersebut.

"Hemm, baiklah. Kalau di antara kalian tidak ada yang mau menjawab, maka biarlah aku yang memulainya,"

Suaranya terdenga lantang. Sepertinya lantangnya guntur di tengah hujan deras.

Wushh!!!