Nasab Dan Keturunan Ali Bin Abi Tholib

Orangtua dan moyang

Ayah — 'Imran (sekitar 539 – sekitar 619). Lebih dikenal dengan nama Abu Thalib. Pemimpin Bani Hasyim. Salah satu pelindung utama Nabi Muhammad di Makkah. Terdapat perbedaan pendapat, utamanya antara kalangan Sunni dan Syi'ah, mengenai status keislamannya. Menurut Sunni, Abu Thalib tidak masuk Islam sampai akhir hayatnya, sementara Syi'ah memandang bahwa Abu Thalib adalah seorang Muslim.

Kakek — Syaibah bin Hasyim. Lebih dikenal dengan 'Abdul Muttalib.

Nenek — Fatimah binti Amr dari Bani Makhzum

Ibu — Fatimah binti Asad.

Kakek — Asad bin Hasyim

Nenek — Fatimah binti Qais

Pasangan dan keturunan

Artikel utama: Keturunan Ali bin Abi Thalib

'Ali menikahi delapan istri setelah meninggalnya Fatimah az-Zahra.[5][10]

Fatimah (615–632). Putri bungsu Nabi Muhammad dan Khadijah binti Khuwailid.Hasan (624–670). Menjadi khalifah selama enam atau tujuh bulan pada tahun 661.

Husain (625–680). Menikah dengan Syahrbanu, putri Yazdegerd III, Kaisar Sasaniyah terakhir. Terbunuh dalam Pertempuran Karbala.

Zainab (626–681). Menikah dengan sepupunya, 'Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib.

Zainab As-Sughra (Zainab Kecil), juga dikenal dengan Ummu Kultsum. Menikah dengan Umar bin Khattab. Mahar untuk pernikahannya sebesar 40.000 dirham dan mereka hidup sebagai suami istri pada tahun 638. Tercatat Ummu Kultsum pernah memberikan hadiah parfum kepada Permaisuri Martina, istri Kaisar Romawi Timur Heraklius. Sebagai balasan, Martina menghadiahi kalung kepada Ummu Kulstum. Namun 'Umar yang percaya bahwa istrinya tak seharusnya ikut campur dalam urusan kenegaraan akhirnya menyerahkan kalung tersebut ke dalam perbendaharaan negara. Dalam sudut pandang Syi'ah, pernikahan antara Ummu Kulstum dan 'Umar adalah kisah rekaan.

Muhsin. Terlahir mati.

Khaulah binti Ja'far dari Bani Hanifah. Saat masyarakat Yamamah menolak membayar zakat sepeninggal Nabi Muhammad, Khalifah Abu Bakar memerangi mereka. Khaulah dan beberapa wanita lain ditawan sebagai budak dan dibawa ke Madinah. Saat sukunya mengetahui nasib Asma, mereka mendatangi 'Ali bin Abi Thalib untuk membebaskannya dari perbudakan dan melindungi martabat keluarganya. 'Ali kemudian membeli Asma dan membebaskannya, kemudian menikahinya.Muhammad bin al-Hanafiyah (637–700)

Umamah. Ibunya adalah Zainab, putri tertua Nabi Muhammad dan Khadijah binti Khuwailid. Ayahnya adalah Abu Al-'Ash bin Ar-Rabi' dari Bani Abdu Syams.Hilal. Juga dikenal dengan Muhammad Al-Awsath.

Awn

Fatimah binti Hizam. Juga dikenal dengan Ummul-Banin. Berasal dari Bani Kilab.'Abbas (647–680)

Utsman

'Abdullah

Ja'far

Laila binti Mas'udUbaidillah

Abu Bakar

Asma binti Umais. Secara keseluruhan, Asma menikah sebanyak tiga kali dan 'Ali adalah suami terakhirnya. Suami pertama Asma adalah saudara 'Ali sendiri, Ja'far bin Abi Thalib. Suami keduanya adalah Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.Yahya

Aun

Ash-Shahba' binti Rabi'ah'Umar

Ruqayyah. Dikatakan mengungsi ke anak benua India dan mendakwahkan Islam di sana setelah Pertempuran Karbala.

Ummu Said binti UrwahUmmul Hasan

Ramlah Kubra

Mahabba binti Imru'ul Qaisseorang putri, meninggal ketika masih kecil

Ummu waladMuhammad al-Ashghar

Banyak keturunan Ali yang tewas terbunuh dalam Pertempuran Karbala. Keturunannya yang masih ada saat ini merupakan para keturunan dari Hasan dan Husain (anak Fatimah), Muhammad bin al-Hanafiyah (anak Khaulah), Abbas (anak Ummul Banin), dan Umar (anak Ash-Shahba').

Keturunan Ali melalui putranya Hassan dikenal dengan Syarif, dan dari jalur Hussein dikenal dengan Sayyid. Sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad, mereka dihormati oleh Sunni dan Syi'ah. Keturunan Ali secara kesuluruhan dari para istrinya dikenal sebutan dengan Alawiyin atau Alawiyah.