Bab 128

Kecepatan kereta yang berjalan tiba-tiba terus meningkat. Empat orang, Eddie, Billy, Rebecca dan Svetlana berjalan menuju bagian depan.

Sepanjang jalan, tidak banyak zombie yang muncul, jika pun muncul, kepala mereka langsung dihancurkan dengan peluru panas.

Ada juga zombie yang masih merangkak bahkan dengan tubuh yang telah terbelah, kemungkinan besar ulah kalajengking yang mereka temui sebelumnya.

Di gerbong kedua, ada banyak sekali lintah yang mengerumuni dua mayat. Gambar ini sangatlah menjijikkan.

Eddie mengerutkan kening, mengeluarkan bom api, dia langsung melemparkannya ke arah lintah-lintah itu.

"Kamu membakar kereta, bagaimana kita bisa lewat sekarang?" Billy bertanya sambil mengangkat alisnya, bukankah tindakkan ini merugikan diri sendiri?

Eddie menunjuk ke atas, "Kita bisa melewati atap kereta, apakah kamu ingin pergi tanpa menyingkirkan lintah itu? Mungkin kamu akan menjadi korban selanjutnya, siapa tahu?"

Berbicara tentang lintah, Rebecca merasa mual. Dia tak menyukai makhluk berlendir itu.

Bahkan Svetlana ikut dipengaruhi oleh gambar yang ada didepannya.

*Bang!*

Eddie melompat dan memukul pintu ke bagian atap kereta. Ketiganya mulai menyusul, untuk Rebecca, dia perlu dibantu oleh Svetlana untuk sampai ke atas.

Sebagai orang biasa, dia tak bisa langsung loncat ke atap yang tingginya lebih dari dua meter. Bahkan jika dirinya telah dilatih, kekuatannya masih terbatas. Berbeda dengan Svetlana dan Eddie yang telah menggunakan T-Serum.

Setelah melintasi gerbong yang dipenuhi lintah, semua orang sampai di bagian depan kereta, dimana ada lintah besar yang bercokol.

Eddie mengambil senapan mesin ringan dan tak memberikan kesempatan kepada musuhnya sama sekali. Lintah yang tersisa juga dibersihkan dengan bantuan kelompoknya.

Rebecca melihat ke konsol kereta sambil mengerutkan kening, "Rem darurat kereta sepertinya ada di bagian paling belakang gerbong."

"Sebegitu merepotkannya?" Eddie mengambil manual kontrol. Manual itu menjelaskan bahwa dia harus pergi ke bagian belakang gerbong dengan sebuah disk, kemudian membuka kunci perangkat dengan kode darurat pada pelat baja yang melindungi rem darurat kereta.

"Ada orang yang merancang sistem darurat seperti ini? Harus berlari ke belakang gerbong untuk mengaktifkan pengereman darurat?" Svetlana mencibir. Apakah perancang kereta ini memiliki kelainan otak?

"Aku akan pergi ke belakang, waktu kita sangat tipis!" Billy tidak ragu sama sekali, dia tahu bahwa pergi ke belakang kereta sangatlah berbahaya, tapi dia harus pergi!

"Tidak perlu repot-repot." Eddie tersenyum dingin. Saat dia kembali, dia akan mencoba menemui perancang kereta ini sambil membawa sebuah hadiah.

Ketika nyawa dipertaruhkan, desainer kereta ini malah menyuruh mereka untuk pergi ke belakang gerbong. Anehnya lagi, Umbrella bahkan mau memperkerjakan desainer kereta ini!

Eddie mengenakan sarung tangan, setelah itu mengepalkan tinjunya dengan erat. Beberapa detik kemudian dia langsung memukul pelat baja itu secara terus menerus.

Getaran besar akibat pukulan itu membuat Rebecca mengerutkan kening, pukulan itu terlalu kuat!

*Boom!*

*Boom!*

*Boom!*

Dengan pukulan kuat tanpa henti, Eddie berhasil menghancurkan pelat baja dan berhasil meraih pengangan rem darurat secara paksa. "Lihat, bukankah ini mudah?"

Rebecca meraih tangan kanan Eddie sambil cemberut, setelah itu mengeluarkan obat dan mengoleskannya ke bagian yang terluka. "Mengapa kamu melukai diri sendiri, dasar bodoh!"

Di sisi lain, Billy kaget akan kekuatan kasar pria itu. Beberapa saat kemudian, dia langsung memberikan jempol kepada Eddie. "Kerja bagus, kawan. Aku sangat mengagumimu!" Billy tahu bahwa Eddie melakukan hal ini semata-mata untuk meraih perhatian dari Rebecca. Billy hanya bisa memuji kinerja bagus pria itu.

Ketika Rebecca sibuk mengoleskan obat. Marcus yang berdiri di puncak bukit sangat marah dan langsung memerintahkan pasukannya untuk membentuk dinding di depan rel kereta api.

Orang-orang yang berani membunuh anak-anaknya harus mati!

"Hei, apa yang ada di depan itu?" Billy tiba-tiba menunjuk hal aneh itu.

"Apakah itu lintah? Kapan lintah menjadi begitu cerdas? Cepat, kita akan menabrak mereka!" Eddie berteriak keras.

*Boom!*

Dinding penghalang yang terbuat dari lintah langsung berceceran, lintah-lintah menjijikkan itu hancur! Kaca kereta ikut retak karena dampak itu.

*Boom!*

*Boom!*

*Boom!*

Setelah benturan terakhir, kereta yang dalam tahap pengereman darurat akhirnya berhenti.

Eddie menendang kaca hingga terbuka

, setelah itu dia melemparkan granat ke arah para lintah itu. Membuat tubuh mereka hancur berkeping-keping.

Di depan mereka muncul gerbang besi yang tertutup, apakah ini stasiun terminal kereta?

"Di mana ini?" Rebecca bertanya-tanya.

"Tempat ini seharusnya menjadi tempat pusat pelatihan para eksekutif Umbrella. Tempat ini sudah lama ditinggalkan, aku pernah mendengarnya, tapi aku belum pernah datang ke sini."

"Dikatakan bahwa ada sesuatu yang mengerikan di sini, setiap orang yang datang ke sini tidak memiliki akhir yang bgus." Eddie menjelaskan.

"Untungnya kamu belum pernah ke sini sebelumnya, Eddie." Rebecca bersyukur dalam hati.

Svetlana menggelengkan kepalanya, wanita itu sudah tak tertolong, nampaknya dia telah dipengaruhi oleh Eddie…

"Sebenarnya aku memiliki keraguan. Aku tahu bahwa Umbrella tak hanya memiliki laboratorium biasa, tapi mereka juga memiliki lab rahasia. Aku tak tahu apa yang mereka coba teliti dan kembangkan karena aku tak memiliki otoritas yang cukup untuk mengetahuinya."

"Tapi yang pasti, pasti ada beberapa rahasia dia dalam gedung ini." Eddie berkata sambil menyipitkan matanya.

"Jangan khawatir, kita akan menemukan kebenaran dan menyelesaikan kasus ini!" Rebecca menyemangati Eddie. Meskipun Eddie adalah mantan karyawan Umbrella, dia masih percaya padanya, intuisinya berkata begitu!

"Baiklah, ayo lanjutkan perjalanan kita, aku ingin melihat apa yang ada di sini. Billy, apakah kamu mau mengikuti kami?" Tanya Eddie.

"Tentu saja, karena kalian semua ingin menyelidiki kasus ini lebih dalam, tentunya aku harus ikut menemani kalian!" Billy memiliki rasa keadilan yang kuat, jika tidak, dia tak akan pernah dijebak oleh rekannya.

-----

baca bab 265 di;

patréon.com/mizuki77