Bab 260

Datang ke Crescent Street, jalanan ini berbentuk seperti busur bulan, oleh sebab itu dinamakan Crescent.

Jalanan ini adalah tempat di mana ada pasar sipil berada. Barang-barang yang dijual di sini tidak mahal, sangat cocok untuk konsumsi warga biasa. Eddie menemukan sebuah kafe di mana hampir semua kursinya bengkok. Dia tidak tahu apakah pemiliki toko masih ada di toko itu atau tidak.

"Kalian buatlah secangkir kopi dulu di sini, tunggu aku selama sepuluh menit, aku akan pergi memeriksa sesautu."

"Claire, aku ingin kamu membantu kami dengan satu hal. Bisakah kamu membuat burger sebanyak mungkin? Aktivitas fisik kita relatif besar, kita perlu menambahkan beberapa energi untuk tetap bisa berfungsi." Ucap Eddie.

"Tidak masalah, aku akan mencoba membuat buger dengan cepat. Kamu harus hati-hati, aku akan menunggumu di sini." Claire sangat pengertian.

"Apakah kamu perlu aku menemanimu?" Svetlana bertanya.

Eddie menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, kamu bisa beristirahat bersama Claire. Aku punya firasat bahwa akan ada pertempuran sengkit ketika kita sampai di panti asuhan nanti."

"Firasatmu sangat buruk, tapi aku suka menantang monster-monster itu." Svetlana tersenyum sambil bermain dengan belatinya.

"Aku ikut denganmu!" Kata Jessica.

"Oke, ayo pergi." Eddie mengambil satu burger lalu berjalan pergi.

Masih ada banyak zombie di Crescent Street, mungkin karena lingkungan yang relatif tertutup, zombie di sini jarang ada yang keluar.

"Kira-kira dimana restoran yang dimaksud Peter itu?" Eddie bergumam sambil mengambil dua baseball bat sebagai senjata untuk menyerang zombie .

"Andai saja ada restoran buah, pasti aku akan mengambil durian untuk mengenyangkan perutku." Eddie berkata sambil terus memukul zombie-zombie yang berkeliaran di sekitarnya.

Jessica mengikuti di belakang dengan pipa baja di tangannya. "Jika kamu menginginkannya, aku bisa mencarikannya untukmu."

"Haha, tidak perlu. Dari pada durian, aku lebih ingin memakanmu, kau tahu?" Eddie menggoda.

"Memakanku? Aku tidak terasa enak. Lebih baik aku membuatkanmu makanan enak, hal itu lebih baik untuk dimakan." Jessica jelas tidak mengerti lelucon yang dikatakan Eddie.

Ketika keduanya membersihkan jalan dengan baseball bat dan pipa baja, di pinggir jalan terlihat bagunan komersial yang cukup besar.

Mereka masuk ke dalamnya, ketika sampai di lantai enam, zombie di lantai itu menjadi lebih sedikit. Dari kejauhan, Eddie melihat sebuah toko tertentu yang telah ditutup rapat.

Eddie mengetuk pintu toko itu, "Apakah ada orang? Apakah nona Flora ada di sini? Peter memintaku untuk menjemput anda."

"Jika ada orang di dalam, tolong balas, saya akan segera pergi dari sini." Kata Eddie.

Jessica mengendus pelan, nampaknya dia mencium sesatu, "Ada orang di dalamnya, orang itu tidak bersuara."

"Permisi, apakah nona Flora masih hidup? Saya petugas medis dari tim penyelemat taktis. Jika masih ada yang hidup, tolong jawab. Tempat ini akan segera diledakkan untuk membersihkan zombie yang ada di jalanan." Eddie mengeraskan suaranya.

Jika bom itu bom kecil maka Eddie tidak akan terlalu terburu-buru, tapi bom itu adalah bom nuklir yang akan meratakan Raccoon City!

Tak lama kemudian, suara wanita yang lemah datang, "Apakah perkataanmu benar? Di mana anakku sekarang?"

"Peter ada di restoran barat, setelah menghadapi serangan zombie, saya mengantarkan mereka ke titik evakuasi helikopter."

"Dia akan segera dikirim keluar kota, jika anda tidak mau keluar, maka saya akan pergi dari sini. Aku perlu pergi ke panti asuhan, dan aku lumayan sibuk." Eddie berkata dengan sedikit ketidak sabaran.

"Jangan, aku akan keluar." Pintu toko itu terbuka. Sosok wanita berkulit gandum muncul, wanitai itu terlihat ramping, dia mengenakan gaun modis dengan anting-anting besar di telinganya.

Sekilas dia tidak terlihat seperti seorang ibu dengan putra berusia dua puluhan. Wanita itu terlihat lebih dewasa dan cantik, adapun usianya, Eddie masih tidak mengetahuinya.

"Apakah anda dari kepolisian Raccoon City?" Wanita ramping dan bergaya itu bertanya.

"Ya, saya Eddie, mantan anggota S.T.A.R.S., apakah anda Flora?" Tanya Eddie dengan ekspresi bingung. Dia tidak pernah menyangka bahwa ibu Peter sangat cantik!