Bab 292

Ada hampir dua ratus tentara penjaga yang tersisa di luar pabrik pengolahan limbah, tapi mereka telah tersebar di empat arah. Ketika tentara yang tertinggal datang untuk memperkuat, para tentara yang berjuang di area selatan hampir kewalahan!

Sisanya mundur ke bangunan terdekat untuk menghindari banjir zombie dan ajing zombie.

Dari semua monster-monster itu, yang paling menakutkan di malam hari adalah anjing zombie, dengan kecepatan mereka, jika para prajurit itu lengah maka mereka akan langsung diterkam.

Di sisi lain Eddie telah membersihkan zombie dan juga kamar di dalam salah satu gedung, dia membiarkan gadis-gadisnya untuk tinggal di sana dulu. Adapun untuk Jessica dan Lisa, dua bodyguard cantik dengan tubuh fit itu akan selalu menemani mereka. Selama ada dua gadis itu, tidak akan ada ancaman sama sekali.

"Tiga jam lagi akan muncul fajar, saat itu kita akan lebih mudah keluar dari sini." Eddie melihat ke arah jam dinding kemudian memutuskan untuk beristirahat dulu.

"Meskipun fajar akan tiba, bukan berarti zombie-zombie itu akan pergi. Ketika mereka masuk ke dalam gedung untuk berlindung dari cahaya matahari, maka hal itu akan berbahaya untuk kita." Kata Svetlana.

"Saat fajar tiba, federasi akan mengirimkan bala bantuan mereka, saat itu kita akan memiliki waktu untuk mundur. Tapi kita tidak bisa pergi dengan orang-orang federasi itu, aku tahu bahwa Simmons sedang mencoba menjebakku." Kata Eddie dengan analisanya.

"Jadi, kita tidak akan pergi dengan orang-orang itu?" Tanya Moira.

"Bisa dikatakan begitu. Untuk sekarang kita harus beristirahat, ketika kesempatan tiba, kita akan mundur. Biarkan orang-orang federasi itu mengurus hal-hal tak terkontrol ini." Eddie mengangguk.

"Memikirkan semua kejadian dan pertengkaran ini, aku sadar bahwa Simmons telah menunjukkan sikap tercelanya." Ada Wong berkata dengan ekspresi jijik. Semakin dia tahu, semakin dia membenci pria itu.

Dulunya pria itu terlihat seperti pria terhormat, tapi sekarang dia tak lebih dari orang yang munafik.

"Tidak ada politisi bersih di dunia ini, semuanya kotor. Jikapun ada orang jujur yang ingin menjadi politisi, mereka tidak akan bisa masuk ke dalam sistem yang telah dirancang." Eddie tersenyum.

*Tok!* *Tok!* *Tok!*

Ada ketukan dari arah pintu, beberapa saat kemudian seorang polisi wanita masuk.

"Eddie, para prajurit itu ingin menangkapmu, mereka menanyai keberadaanmu ke Marvin, tapi Marvin tidak membiarkan mereka tahu. Kamu harus pergi, jangan biarkan mereka menangkapmu." Kata Rita dengan nada khawatir.

"Pasti orang-orang itu adalah orang-orang Simmons. Jangan khawatir, mereka tidak akan bisa menangkapku." Eddie berkata sambil melihat keluar jendela. Di jalanan, masih ada gajah besar yang mengamuk, dia takut orang-orang itu akan mati sebelum mereka bisa bertemu dengannya.

Rita dengan ragu-ragu bertanya, "Eddie, apakah yang telah terjadi dengan Raccoon City ini ada hubungannya denganmu?"

"Hmm? Apakah kamu serius menanyakan itu? Aku mengakui bahwa aku adalah brengsek yang suka ngobrol dengan gadis-gadis cantik. Tapi aku bukan brengsek berdarah dingin yang akan merenggut nyawa ratusan ribu orang demi sesuatu yang aku inginkan."

"Aku tidak sehina ity." Kata Eddie sambil mendengus tak puas.

"Maaf, Eddie, bukannya aku tidak percaya padamu, tapi surat yang mereka tunjukkan memang nyata." Rita meminta maaf, dia tidak percaya bahwa Eddie adalah pelakunya, jadi dia ingin mendengar pembelaan Eddie sendiri secara lansung.

"Tidak apa-apa, itu normal, saya juga ingin berterima kasih kepada anda karena telah memberi tahuku informasi ini. Hati-hati, waktu ini sangat berbahaya, jika kamu ingin keluar dari kota ini, aku menyarankanmu untuk pergi denganku."

"Aku tidak akan menunggu sampai subuh, selain itu orang-orang Simmons itu tidak bisa dipercaya." Eddie mengingatkan Rita.

Rita mengangguk, "Aku mengerti, aku akan kembali dulu. Hubungi aku ketika kamu ingin berangkat."

"Selama aku bisa keluar dari kota ini, aku akan meminta ayahku untuk membantumu dengan masalahmu."

"Terima kasih." Eddie tersenyum. Dia tahu bahwa pilihannya tidak salah, menyelamatkan Rita adalah pilihan yang tepat. Wanita cantik ini masih tahu bagaimana harus berterima kasih.

***

Gajah-gajah yang ada di jalanan mulai mengamuk. Gedung-gedung kokoh yang ada di sekitarnya telah dihancurkan oleh serangan kuat gajah tersebut.

Bahkan jika senapan serbu mengenai gajah itu, peluru itu hanya akan mencongkel sedikit dagingnya, tidak akan menyebabkan kerusakan fatal sama sekali!

Gajah yang menerima serangan kecil malah menjadi lebih ganas. Dia terus menyerang orang, barang dan gedung yang menghalangi jalannya.

"Pak, sebelumnya saya melihat Eddie, tapi ketika monster itu menyerang, sosoknya telah menghilang entah kemana." Marvin menjelaskan. Bahkan jika dia melihatnya, dia tidak akan memberi tahu para prajurit Simmons tersebut.

"Nig*a, lebih baik kau katakan yang sebenarnya, jika tidak..."

*Boom!*

Sebelum kapten itu selesai berbicara, terjadi guncangan hebat.

"Apa yang sebenarnya terjadi!" Tanya kapten itu dengan marah.

"Pak, gajah tadi menabrak tiang beton. Jika dia menghancurkan semuanya, bangunan itu akan runtuh. Selain itu senapan serbu kita tidak bekerja kepadanya!" Seorang bawahan melaporkan.

"Jika senapan serbu tidak bekerja, gunakan bazooka dan granat! Hmph, ayo pergi, kita akan membersihkan binatang itu dulu." Kapten itu mendengus tidak puas. Sekarang bukan waktunya untuk mencari target mereka.

Di luar gedung, jalanan mulai retak. Zombie dan hewan terinfeksi yang berjalan di atasnya terlepar ke atas karena goncangan itu.

Seekor babi hutan yang terinfeksi terlempar tinggi, detik berikutnya dia dimakan oleh cacing besar yang merangkak keluar dari tanah!

Prajurit penjaga yang datang untuk mendukung terkejut ketika melihat kejadian itu. Hal semacam ini tidak pernah dia lihat sebelumnya, bahkan tank tempur seberat beberapa ton digulingkan oleh cacing tanah itu!

"Tembak, tembak sampai habis! Jika RPG sudah siap, bidik dia!" Sang komandan memerintahkan.

Senjata modern mulai ditembakkan. Kulit keras cacing besar itu langsung di bom dengan peluru Bazooka.

Tembakan terus menerus dari roket itu menyebabkan cacing itu terbang, kulitnya bahkan mulai rusak karena ledakan kuat itu.

Gajah yang kebetulan ada di daerah itu kaget ketika mendengar ledakan kuat Bazzoka. Para prajurit yang terlatih mengambil kesempatan itu dan melempari gajah dengan granat.

Granat itu meledak di dalam luka menganga yang ada di tubuh gajah. Al hasil ledakannya langsung memisah tubuh gajah menjadi separuh!

"Kerja bagus." Kata Kapten sombong yang sebelumnya menghina Marvin.

Para anak buahnya mengacungkan jempol dan memuji diri mereka sendiri.

Tapi detik berikut, bayangan hitam melintas ke arah para prajurit itu!