Bab 298

Setelah pembatas Tyrant T-104 diacbut, di bawah kecenderungan kekerasan T-Virus, dia akan menjadi lebih gila dan menghancurkan apa pun yang dilihatnya. Mau manusia atau bukan, asalkan hal itu hidup maka dia akan mencoba menghancurkannya.

Nyx ingin melahap Tyrant T-104, begitu tentakelnya terentang, tentakel itu langsung di robek oleh Tyrant tersebut.

Jika sebelumnya Nyx mencoba melahap Tyrant itu ketika dia tidak sadarkan diri, maka dia akan berhasil, tapi sekarang tentu saja tidak semudah itu.

*Slash!*

Tyrant mengayunkan salah satu cakarnya, memotong lengan kiri Nyx yang menempel pada beberapa mayat kemudian dia meraih kepala Dewi Malam itu dan merobeknya.

Meskipun ada banyak tentakel yang mencoba menghentikan pergerakan Tyrant itu, tapi semuanya langsung terkoyak oleh serangan ganas T-104.

Tak lama setelah Echo Six melarikan diri, mereka tiba-tiba dihadang oleh Tyrant T-104. Sang Field Scientist, Kimbala tiba-tiba ditampar oleh Tyrant itu sejauh beberapa meter.

"Kimbala! Monster sialan!" Morris segera menembak monster itu.

Akibatnya, pelurut itu di belokkan oleh serangan lawan. Bahkan jika peluru itu berhasil menembus kulit kepalanya, peluru itu akan terhenti oleh tengkorak keras Tyrant tersebut.

"Lari, jangan berhenti! Aku akan meledakkannya!" Marissa menarik sejumlah bahan peledak dan melemparkannya ke monster itu.

*Boom!*

Karena jarak yang terlalu dekat, Marissa terlempar dan terlihat 'seperti' telah di lahap oleh api bersama monster itu.

"Marissa!" Jettingham berteriak sedih, dia tak akan menyangka bahwa Marissa akan mengorbankan dirinya. Jettingham buru-buru pergi ke arah Kimbala dan membantunya melarikan diri.

Hanya saja semuanya telah sia-sia. Karena Tyrant itu masih hidup bahkan setelah menerima ledakan besar!

Detik berikutnya, Tyrant itu keluar dari dalam api sambil berjalan dengan langkah tegap. Kecuali untuk luka bakar kecil, tubuhnya tetap utuh.

Caroline mengeluarkan belati taktis dan memutuskan untuk melawan Tyrant itu sendirian, "Kalian pergi-lah dulu, aku akan menahannya sebentar!"

"Tidak, Caroline!" Sienna tidak ingin melihat sahabatnya yang lain mati.

"Jangan membuang waktu, jika aku berhasil bertahan hidup, nanti kita akan bertemu lagi! Terima benda ini." Caroline melemparkan tabung berisi hal yang berharga.

Sienna menggertakkan giginya sambil meraih tabung itu. Kemudian dia berlari pergi dengan wajah marah dan sedih.

Sekarang dia tahu mengapa dia merasa sangat tidak nyaman dengan karir seperti ini, dia harus melihat sahabat-sahabatnya mati setiap saat. Hal-hal sedih ini sangat tidak cocok untuknya.

Setelah semua orang pergi, Caroline menghadapi Tyrant itu dengan gerakan seni bela diri yang dia kuasai. Meskipun kekuatannya lebih lemah dari Tyrant itu, tapi dia jauh unggul dan ahli dari orang biasa.

*Bang!*

*Bang!*

*Bang!*

Melihat provokasi Caroline, Tyrant itu segera berlari dengan langkah berat.

*Sching!*

Cakar diayunkan dan suara desingan angin kencang mengikuti. Caroline menghindari serangan itu, di saat yang sama dia mengayunkan belatinya tepat ke arah tendon Tyrant itu.

Saat tendonnya tergores, luka itu langsung sembuh dengan cepat. Hal ini sangat mengejutkan Caroline.

Menerima cedera sepele, Tyrant itu terus mengayunkan serangannya. Tyrant itu mengayunkan kedua lengannya dengan panik, mencoba mengenai lawan fleksibel itu. Terkadang dia juga akan menggunakan combo tendangan, yang mana masih tidak berhasil.

Pergerakan Caroline cepat dan sangat fleksibel. Sebelum diperkuat oleh Eddie, dia sudah menjadi petarung papan atas di dunia, setelah penguatan itu tentunya dia menjadi semakin kuat!

Meskipun serangan Tyrant itu lebih cepat dari orang biasa, tapi Caroline selalu bisa menghindarinya dengan mudah.

Tanah dan tembok tercongkel karena serangan terus menerus Tyrant itu. Setelah lima menit memancing Tyrant itu agar tidak mengejar anggota timnya yang lain, Caroline perlahan-lahan merasakan sedikit tekanan.

Caroline segera melihat ke arah sekelilingnya, di kejauhan dia melihat monster Nyx telah pulih. Sekarang Caroline ingin memancing monster itu ke arah Nyx!

Memfokuskan konsentrasinya, Caroline melompat tinggi menghindari serangan Tyrant itu. Ketika dia sampai di belakang Tyrant, dia langsung mengeluarkan granat dan melemparkannya.

Tak berhenti di situ, dia segera menembak dengan senjata serbu yang dia bawa.

Tempat dimana Tyrant itu menuju tak lain adalah Nyx, tapi di belakang Nyx terdapat kail besi tajam. Tyrant serta Nyx itu akhirnya tertancap di kail tajam itu.

Caroline bernapas berat, dalam hati dia dengan tulus berterima kasih kepada Eddie karena telah memberinya penguatan. Jika dia tidak menerima perlakuan khusus itu, dia yakin bahwa dia dan semua teamnya mungkin telah mati sekarang.

Sienna yang telah melarikan diri bersama anggota lain akhirnya sampai di ruang penyaringan. Tapi dia masih kahwatir akan keselamatan sahabatnya.

Tak lama kemudian dia melihat Caroline menyusul, tapi di belakang punggungnya dia melihat sosok yang sedang di gendong. "Kamu tidak mati? Ya tuhan, bagaimana kamu melakukannya!?"

"Marissa, Caroline? Ya tuhan, syukurlah kalian selamat!"

"Sekarang bukan waktunya untuk bersantai-santai, kita harus cepat keluar dari sini. Kimbala, jika kamu masih bisa berlari, maka berlarilah" Jettingham memberikan instruksi darurat.

"Aku baik-baik saja." Kimbala berjuang untuk berdiri.

Semua orang berlari mundur sampai ke platform tinggi. Jika mereka ingin pergi, ada beberapa cara, yaitu melewati gerbang depan atau melewati tembok tinggi. Tapi jika ingin melewati tembok, mereka harus mematikan jaringan listrik yang mana masih dijaga oleh monster tanaman besar.

Ketika melewati ruang staf, tiba-tiba Marissa melihat sesuatu yang janggal. "Berhenti, jangan lewat, ada bom tima khusus yang telah terpasang."

Benar, bom-bom itu tak lain adalah bom yang telah dipasang oleh Ada Wong untuk mencegah pengejar mereka menyusul.

Bahkan jika bom itu terpasang secara sembrono, tapi tanpa keterampilan khusus sang ahli bom, tidak akan ada yang bisa mencegah bom itu meledak!