Bab 331

"Eddie, bukankah dia yang menjual bioweapon di negara ini? Apakah kamu benar-benar ingin melepaskannya begitu saja?" Cindy berkata bingung.

"Ya, sebenarnya kita bisa membunuhnya, tapi harganya sangatlah berat..." Eddie menjelaskan alasnya.

"Mari kita kembali, semuanya sudah beres di sini. Langkah selanjutnya adalah memeriksa lokasi konstruksi dan bersiap untuk berinvestasi dalam bisnis." Eddie tersenyum.

Keduanya berjalan ke ruang intirahat sambil berpegangan tangan.

Sepuluh menit kemudian mereka pergi ke tempat pemantauan. Rachel dan lainnya juga ada di sana. Para pemimpin angkatan bersenjata di sini semuanya telah mati, keadaan kematian mereka juga sangat menyedihkan.

"Apakah ada baku tembak di sini? Selain itu, apakah para sandera telah diselamatkan?" Tanya Eddie.

"Aku yakin begitu, hanya saja pengusaha yang menjual monster-monster ini masih belum tertangkap. Untuk para sandera, semuanya aman."

"Sekarang kita bisa mundur, sisanya akan diserahkan kepada prajurit Edonia." Rachel melambaikan tangannya lalu memimpin semua orang pergi.

Keluar dari ruang bawah tanah, para prajurit F.B.C. telah menyusul. Di antara mereka, ada beberapa pasukan Edonia yang datang untuk melawan monster-monster yang tersebar.

"Eddie, kami sudah menyiapkan tenda untukmu di perkemahan. Tidak ada hotel bagus di daerah sini, jadi hanya ini yang bisa kita lakukan." Kata Rachel kepada Eddie yang hendak pergi.

"Terima kasih, tapi aku akan mencari tempat tinggal lain. Aku lebih suka beristirahat di rumah dari pada di tenda." Eddie melambai sambil membawa Cindy pergi.

Sherawat bertanya aneh kepada kaptennya, "Kapten, kemana dia pergi? Area itu masih belum di bersihkan.

"Jangan khawatir, selama dia aman maka kita tidak perlu khawatir." Rachel mencoba membantu suaminya.

Sherawat ingin mengikuti pria itu, tapi dia diperintahkan oleh Rachel untuk melakukan hal lain.

Sherawat adalah mata-mata yang dikirim oleh kekuatan tertentu. Hanya Rachel yang tahu orang-orang dibaliknya, tapi Rachel sendiri tidak terlalu perduli. Selama mereka tidak mencoba menyinggungnya, maka mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan.

Kembali ke arah gang, tiba-tiba ada beberapa tentara Edonia, mereka mengepung Billy, Yeva dan juga putranya.

"Bajingan, jangan coba-coba menodai ibuku!" Jack berdiri di depan ibunya, dia tidak akan mentolerir siapapun yang mencoba membahayakan ibunya.

"Bajingan kecil, tutup mulutmu. Jaga mereka berdua, aku akan menikmati wanita itu sendiri." Kapten tim berjalan maju sambil tersenyum cabul.

*Sching!* Belati langsung menembus kepala orang itu.

Di sisi lain Eddie masih tak bergerak. Benar, orang yang menyerang adalah Cindy!

Cindy yang baik hati tentu saja tidak bisa membiarkan pelecehan terjadi. Apa yang paling dia benci hampir terjadi di hadapannya, tanpa rasa kasihan, dia langsung membunuh pria itu.

"Hei... bisakah kamu menyerahkan hal-hal seperti ini kepadaku?" Eddie sedikit mengeluh.

"Aku hanya tidak bisa melihatnya, sisanya akan aku serahkan kepadamu." Cindy berkata dengan nada meminta maaf. Dia bertindak gegabah seperti ini ketika dia benar-benar terpicu.

"Siapa kalian! Beraninya menyerang pasukan Edonia! Apakah kalian sedang mencari kematian?" Prajurit itu berteriak dengan wajah bingung dan juga marah.

"Tembak dia!"

Detik berikutnya, Eddie berlari sambil menghindari peluru-peluru itu sambil melombat dari dinding ke dinding. Gerakannya sangat luar biasa, bahkan Jack kecil langsung terkejut!

Bagaimana mungkin hal seperti itu dapat dilakukan, apakah pria itu sedang suting film?!

*Bang!* Eddie memukul lawan dengan segenap kekuatannya. Ketika tubuh lawan mengenai dinding beton, dia langsung terjatuh lemas, seluruh tulang-tulangnya patah akibat serangan tersebut.

*Bang!* Suara tembakan lain terdengar, Eddie dengan cepat memiringkan kepalanya untuk menghindari peluru tersebut.

Dengan kelenturan pinggang yang luar biasa, dia berbalik sambil melancarkan pukulan dengan punggung tangannya. Seketika, kepala lawan langsung terpelintir ke arah belakang!

Dalam waktu kurang dari lima detik, kelima prajurit yang sebelumnya terihat kokoh langsung tewas.

Mengeluarkan pisau kecil, Eddie memotong tali yang mengingat Billy. "Aku tak menyangka bahwa kamu akan selemah ini, aku kira kamu dapat mengatasi masalah di sini." Kata Eddie sambil menggelengkan kepalanya.

Billy tersenyum pahit, "Mereka mengikat saya begitu mereka masuk. Mereka mengatakan bahwa mereka adalah pasukan Edonia, oleh sebab itu aku tidak curiga, saya kira mereka pengunjung ramah."

-----

read chapter 524 on;

patréon.com/mizuki77