Bab 27

Lavina segera menghampiri sang captain bar yang sepertinya sudah kembali ke sifat aslinya. Mata sipit nan tajam itu memandang lurus wajah Lavina seraya melipat kedua tangan.

"Saya salah apa ya, Pak?" tanya Lavina to the point . Dia merasa kali ini tidak ada komplain yang datang maupun masalah yang dibuat. Semuanya sempurna bagi Lavina. Dia tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Gyan sampai-sampai memanggilnya dengan nada ketus.

Gyan berdeham pelan, mengusap raut wajahnya lalu tengkuk leher seraya berkata, "Kerja bagus."

Seketika bibir Lavina menganga lebar. Degup jantung yang tadinya berdetak cepat kini meluap berganti tangan Lavina yang gatal ingin mencubit lengan kekar Gyan.

"Ya udah, sana kerja!" Gyan mengibaskan tangan kanan seperti mengusir seekor kucing kecil. Lavina mendengus kesal, kenapa Tuhan menciptakan lelaki yang tak bisa dia tebak seperti Gyan.