Qin Sheng tidak menanggapi. Dia hanya mengambil roti lalu memakannya dengan santai.
Lin Shuya juga tidak peduli padanya.
"Aku sudah selesai." Qin Sheng hanya makan beberapa potong roti kemudian berdiri dari kursinya.
Qin Hai mengerutkan kening saat melihat pakaian Qin Sheng, dia menoleh lalu bertanya pada Lin Shuya, "Kamu tidak menyiapkan pakaian untuk Sheng'er?"
Lin Shuya juga mengerutkan keningnya, dia berkata dengan ragu, "Aku sudah meminta pelayan untuk menyiapkannya."
Mata Qin Hai dan Lin Shuya tertuju pada Qin Sheng.
Qin Sheng menyipitkan matanya, berpikir sejenak, lalu perlahan membuka mulutnya, "Jelek."
Semua baju itu dipilih oleh Qin Churou. Setelah melihat foto-foto Qin Sheng, dia sengaja memilih beberapa baju yang kuno dan jelek.
Di kehidupan sebelumnya, Qin Sheng selalu ditertawakan karena hal ini. Sehingga Qin Hai dan Lin Shuya tidak berani mengakui bahwa Qin Sheng adalah putri mereka.
Raut wajah Lin Shuya berubah menjadi muram. 'Qin Sheng memang tidak sebijaksana Rou'er.'
"Sheng'er, jika kamu tidak menyukainya, kamu bisa membeli baju lagi yang kamu sukai."
Setelah mengatakannya, Qin Hai memberikan sebuah kartu padanya, "Ada dua ribu yuan di dalamnya."
Qin Hai berpikir bahwa dia telah memenuhi tanggung jawab sebagai ayah dengan memberikan dua ribu yuan pada Qin Sheng. Qin Sheng dibesarkan di desa dia tidak pernah melihat uang saku sebanyak itu. Itu akan membuatnya sangat tersentuh.
Qin Sheng tidak menjawab, dan hanya bertanya dengan nada mengejek, "Apakah Qin Churou juga mendapatkan uang saku dua ribu yuan?"
"Dua puluh ribu yuan." Qin Hai tidak menyembunyikannya.
"Ayah, sebagai putri kandungmu, apa aku sebanding dengan putri angkatmu?" Qin Sheng mengucapkan kata 'ayah' dengan sangat keras. Ini adalah pertama kalinya dia memanggilnya ayah sejak dia dilahirkan kembali.
Dia telah membayar kebaikan mereka di kehidupan sebelumnya. Tapi di kehidupan yang sekarang dia tidak akan berkompromi lagi pada mereka.
Apa yang seharusnya menjadi miliknya, akan dia rebut kembali.
Begitu kata-kata itu terucap, Lin Shuya langsung berdiri, "Qin Sheng, bagaimana kamu bisa membandingkan dirimu dengan Rou'er? Rou'er punya banyak teman, jadi tentu saja dia menghabiskan lebih banyak uang. Kamu baru saja kembali dari desa, untuk apa kamu membutuhkan banyak uang?"
Qin Sheng mengabaikan ucapan Lin Shuya, dia malah memandang Qin Hai dengan samar.
Qin Hai tidak bisa mempertahankan senyum di wajahnya. Tatapan Qin Sheng membuat rasa malu muncul di hatinya.
Dia mengubah kata-katanya, "Aku tidak bijaksana. Sheng'er, kamu akan mendapat uang saku yang sama dengan Rou'er mulai sekarang."
Qin Sheng tetap tidak membiarkan Qin Hai, "Berapa banyak uang saku yang diterima Qin Churou dalam 18 tahun terakhir?"
"Qin Sheng!" Lin Shuya sangat marah, "Apakah kamu mencoba merebut semua milik Rou'er?"
"Jika bukan karena ditukar saat bayi, Qin Churou yang akan tinggal di desa. Semua yang dia nikmati sekarang bukanlah miliknya, jadi bagaimana mungkin aku mengambilnya darinya?"
Qin Sheng mencibir lantas bertanya lagi pada Qin Hai, "Ayah, kamu tidak akan memperlakukan anak kandungmu dengan buruk, kan?"
Qin Hai adalah orang yang sangat menjaga citra baiknya. Dia pun tidak kekurangan uang, lalu dia segera mengatakan, "Aku akan memberimu 200.000 dulu. Sisanya akan aku simpan untuk mas kawinmu nanti."
Lin Shuya begitu sakit hati saat mendengarnya..
Qin Sheng hanyalah seorang siswa SMA. Memberikan banyak uang kepadanya hanya akan membuang-buang uang saja.
Dengan uang 200.000, dia bisa membelikan Ruo'er beberapa pakaian bagus.
Lin Shuya ingin menghentikan Qin Hai. Tetapi Qin Hai memelototinya, kemudian menarik tangannya.
Kesan terhadap Qin Sheng yang sejak awal sudah buruk sekarang menjadi lebih buruk.
Lin Shuya merasa sangat beruntung karena dia telah membawa anak yang salah. Jika tidak Qin Churou tidak akan menjadi putrinya.
Qin Sheng mengambil kartu itu kemudian memasukkannya ke dalam sakunya.
Dua ratus ribu tidaklah banyak, tetapi Qin Hai tidak akan memberinya lebih banyak uang lagi.
Setelah sarapan, Qin Sheng mengambil kartu kredit tersebut lalu keluar. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah berjalan ke sebuah villa.