Mata cantik itu mengerjap beberapa kali. Suasana ruangan ini sudah tidak asing baginya. Ini kamarnya yang berada di rumah, bukan apartemen di Jerman.
Tiara mengangkat kepala yang terasa berat, lalu perlahan duduk dan menyandarkan diri di headboard ranjang. Dia menarik napas dalam, mencoba mengingat apa yang sudah terjadi.
Mereka baru tiba dari bandara dan pulang ke rumah, lalu mendapati suaminya sedang menelepon mesra seorang wanita.
Ya Tuhan. Kepalanya kembali berdenyut. Rasanya sekeliling kamar menjadi berputar. Lalu, Tiata baru menyadari bahwa dia sendirian di kamar ini.
Entah di mana Bisma, Devan dan penghuni rumah yang lainnya. Saat hendak turun, Tiara mendengar suara pintu dibuka. Bisma masuk dengan cepat dan langsung mendekatinya.
"Jangan bangun dulu. Kamu istirahat aja, ya."
Bisma membantu Tiara untuk duduk kembali ke ranjang dan mengambilkan bantal untuk menyangga kepala istrinya.
"Aku kenapa, Mas?" tanya Tiara.