Surprising Night

( sudut pandang : aldric wycliff )

Malam hari di meja makan.

"Ayah bisakah kau menceritakan petualangan mu?". Aku menanyakan langsung pada ayahku karena aku tidak sabar mendengar ceritanya langsung dari sumbernya.

" petualang apa maksudmu al?". Ayahku sempat terkejut karena tiba-tiba saja aku menanyakan hal seperti itu.

"Petualangan mu saat bersama wolf tusk". ayahku langsung mengarahkan matanya pada ibuku dan ibuku hanya tersenyum.

"Baiklah al, tapi kamu harus menghabiskan makananmu terlebih dahulu".

"Baik!". Aku dengan cepat menghabiskan makananku, setelahnya aku mendengarkan apa yang di ucapkan oleh ayahku.

"Bagaimana apa kamu masih berminat?". Aku hanya bisa terdiam mendengarnya, maksudku dia tidak menceritakan bagian serunya atau kisah heroiknya seperti apa, tapi menceritakan tentang pembunuhan, pembantaian, peperangan, penderitaan. Apa dia tidak ingin aku menjadi sepertinya?.

"Apakah di luar sana benar-benar sekejam itu?".

"Dunia itu sangatlah luas al, semakin jauh kau mengelilinginya semakin paham kau tentang kejamnya manusia, bahkan beberapa dari mereka lebih kejam dari monster atau iblis itu sendiri".

ku pikir menjadi petualang hanya membasmi monster dan menolong seseorang, tapi pada kenyataannya di pakai sebagai pion dalam peperangan bahkan melakukan misi pembunuhan. Aku terdiam sebentar melihat ayah melihatku dengan tatapan serius dan ibuku yang menundukkan kepalanya, aku berfikir kalau menjadi petualang itu tidak selalu seperti yang ibu ceritakan, ada banyak sekali kenyataan pahit yang harus di alami, tapi kalau aku tidak pergi aku tidak bisa merasakan keseruannya.

"Ayah bisakah kau mengajariku teknik berpedang?". Ayahku hanya terdiam mendengarnya, aku sudah membulatkan tekad ku meskipun mara bahaya selalu menghampiri tapi menurutku dari situlah aku bisa menjadi yang terkuat.

"Aku ingin pergi menjelajahi dunia sepertimu, aku ingin mengetahui segala hal tentang dunia ini, aku ingin melihat berbagai macam ras, berbagai macam mahkluk hidup, aku juga ingin belajar sihir dari seluruh dunia, aku ingin melihat indahnya dunia sama sepertimu yah". suana masih hening mereka berdua sama-sama menundukkan kepalanya

"pfffttt... HAHAHAHAHA". aku terkejut mereka tiba-tiba saja tertawa.

"HAHAHA... aku tidak menyangka anakku sangat semangat sekali".

"Eleuh-eleuh sepertinya sifat mu menurun pada al ya fill"

"Hahaha aku tidak menyangka mendengar jawabannya itu, aku hanya berniat melihat ekspresi setelah perkataanku tetapi aku tidak menyangka dia akan berkata seperti itu". Ayahku berbicara padaku.

"ummmm mengapa kalian tertawa" aku berkata dengan kesal karena melihat mereka yang menertawai ku.

"Hey al, ku pikir kau akan ketakutan dan tidak ada niatan untuk pergi, tapi tidak ku sangka kau malah bersemangat, setelah ku ceritakan betapa mengerikannya tapi kau berkata ingin melihat indahnya dunia, apakah ibumu selalu menceritakan kisah-kisah heroik al?". Ayahku bertanya padaku.

"Tidak-tidak selain ingin melihat dunia aku juga ingin belajar berbagai macam sihir di dunia ini, aku ingin sekali menguasainya, aku juga ingin bertemu dengan penyihir terhebat aku harap dia mau mengajariku teknik miliknya"

"Al, kalau kamu ingin belajar sihir ibu dan ayah memang sudah merencanakannya saat kamu sudah remaja kamu akan kami masukkan ke Universitas penyihir".

"Tapi buk bukankah masuk kesana biayanya sangat mahal?". Aku bertanya pada ibuku karena untuk memasuki universitas sihir biayanya akan sangat mahal meskipun itu bukan universitas tidak terkenal.

"Yah... memang sangat mahal tapi ayahmu sudah menyiapkan rencananya". Eh... serius? apa yang di rencanakan oleh ayahku? apa dia punya kenalan di Universitas itu?.

"Sepertinya semangatmu sedang menggebu-gebu ya al, kalau begitu kita akan memulai latihannya besok, tidurlah yang nyenyak malam ini agar esok hari kau bersemangat, ajak juga devian untuk berlatih bersamamu" ucap ayahku.

"Siap!". Aku senang sekali mendengarnya karena selain aku, ayahku juga menyuruhku untuk mengajak devian berlatih, aku tidak sabar menantikan esok hari".